Bagaimana Hukum Salat Gerhana Bulan Penumbra yang Tidak Dapat Dilihat dengan Mata Telanjang?
Berikut hukum salat gerhana bulan penumbra yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang oleh Ahli Falak IAIN Surakarta.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Fenomena langit Gerhana Bulan Penumbra akan terjadi Sabtu (6/6/2020) malam ini.
Dikutip dari laman BMKG, Gerhana Bulan Penumbra terjadi saat posisi bulan-matahari-bumi tidak persis sejajar.
Hal ini membuat bulan hanya masuk ke bayangan penumbra bumi.
Akibatnya, saat gerhana terjadi, bulan akan terlihat lebih redup dibanding saat purnama.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaludin mengungkapkan Gerhana Bulan Penumbra tidak dapat dikenali oleh orang awam.
Dikarenakan bayangan gerhana sangat samar.
"Purnama hanya tampak meredup sedikit karena memasuki bayangan samar bumi," ungkap Thomas kepada Tribunnews.com, Selasa (6/5/2020) lalu.
Baca: Malam Ini Ada Gerhana Bulan Penumbra, tapi Tak Dapat Diamati dengan Mata Telanjang
Lantas apakah salat gerhana dianjurkan bila tidak bisa melihat gerhana dengan mata telanjang?
Ahli Ilmu Falak atau Astronomi Islam dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Dr Muhammad Nashirudin MA MAg mengungkapkan tidak perlu melaksanakan salat gerhana pada momen Gerhana Bulan Penumbra.
Hal itu karena gerhana tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
"Kalau yang penumbra tidak disunahkan salat gerhana, yang disunahkan ketika gerhana itu terlihat atau tampak (secara kasat mata)," ungkapnya kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Jumat (5/6/2020).
"Sejatinya yang disunahkan salat gerhana adalah jika gerhana tampak oleh kita," imbuhnya.
Nashirudin menambahkan, Gerhana Bulan Penumbra sangat sulit diamati, meski menggunakan alat bantu.
"Sebetulnya pakai teleskop pun belum tentu jelas," ungkapnya.