Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Nilai Isu Formula E Digunakan untuk Menghambat Anies Baswedan Menuju Pemilu 2024

Namun, langkah Anies untuk bertarung di dalam kontestasi Pemilu dinilai Direktur Eksekutif Populi Center, Afrimadona tidak akan mulus.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Pengamat Nilai Isu Formula E Digunakan untuk Menghambat Anies Baswedan Menuju Pemilu 2024
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di Gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (7/9/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan telah dideklarasikan sebagai bakal calon presiden (capres) oleh NasDem untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Namun, langkah Anies untuk bertarung di dalam kontestasi Pemilu dinilai Direktur Eksekutif Populi Center, Afrimadona tidak akan mulus.

Ada beberapa persoalan yang dianggap dapat menghambat perjalanannya untuk menjadi capres.

Kasus Formula E diperkirakan akan menjadi ganjalan terbesar bagi Anies menuju Pemilu 2024. Sebagaimana diketahui, kasus ini sedang diselidiki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Anies Baswedan pun pernah dipanggil sebagai saksi oleh tim penyidik.

Menurut Afri, isu tersebut menjadi pekerjaan besar bagi tim pemenangan Anies Baswedan. Sebab perlu melayangkan narasi-narasi yang bisa meyakinkan publik.

Berita Rekomendasi

“Persoalan seperti ini mungkin kubu Anies perlu meyakinkan publik,” ujarnya dalam Diskusi Total Politik: 5 Tahun Anies Sudah Sampai Mana pada Minggu (23/10/2022).

Tak hanya dari tim pemenangan Anies, dukungan partai-partai calon anggota koalisinya pun diperlukan untuk meng-counter isu tersebut.

“Barangkali bisa menarik dukungan dari partai-partai calon anggota koalisi. Selama ini kan koalisi masih belum ter-declare secara baik.”

Selain Formula E, politik identitas juga menjadi isu yang diperkirakan dapat menghambat perjalan Anies Baswedan menjadi capres. Polarisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 dinilai masih menyisakan dampak bagi Mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Oleh sebab itu, tim pemenangannya juga memiliki pekerjaan besar untuk mencitrakan Anies sebagai pemimpin moderat.

Baca juga: Survei Populi Center: 44 Persen Publik Menilai Anies Baswedan Dizalimi Dengan Isu Korupsi Formula E

“Karena sampai sekarang itu yang selalu di-raise (diangkat), isu politik identitas dan sebagainya,” kata Afri.

Oleh sebab itu, Afri menilai, peran koalisi partai-partai politik pendukung yang akan terbentuk sangatlah penting. Sebab, bisa mengurangi citra Anies sebagai representasi kelompok tertentu.

“Dalam beberapa hal bisa membantu mengurangi itu kalau dia banyak didukung oleh kelompok-kelompok tengah dan kelompok-kelompok yang dicitrakan nasionalis juga.”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas