Erick Thohir Satu-satunya Cawapres Terkuat dari Non Parpol dan Non Kepala Daerah
Menteri BUMN Erick Thohir menjadi satu-satunya kandidat calon wakil presiden (cawapres) paling potensial dari kalangan sipil dan non partai politik.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menjadi satu-satunya kandidat calon wakil presiden (cawapres) paling potensial dari kalangan sipil dan non partai politik (parpol).
Situasi tersebut didukung dengan tingkat elektabilitas Erick Thohir yang konsisten tinggi.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi, Erick Thohir menjadi sosok profesional dengan tingkat keterpilihan konsisten di masyarakat.
Posisi Erick Thohir bahkan unggul dari tokoh politik populer lainnya.
“Di antara nama teratas Erick Thohir bukan orang partai bukan juga kepala daerah dia menteri,” ujar Burhanudin dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia bertajuk Pacuan Kuda Elektabilitas Bakal Capres dan Peta Kekuatan Elektoral Partai Pasca-Deklarasi pada Kamis, (01/12/2022).
Berdasarkan hasil temuan survei Indikator Politik Indonesia pada 30 Oktober-05 November 2022. Elektabilitas Erick Thohir kokoh berada di posisi empat besar dengan persentase angka 9,6 persen.
Situasi tersebut tentunya tidak terlepas dari begitu cemerlangnya kinerja Erick Thohir selama memimpin Kementerian BUMN. Kebijakan transformasi BUMN yang digencarkan Erick Thohir begitu direspons positif banyak masyarakat.
Maka dari itu, Burhanudin tidak ragu menyampaikan bahwa semakin menguatnya elektabilitas Erick Thohir menandakan adanya harapan besar dari masyarakat. Terhadap Erick Thohir menjadi cawapres pada Pilpres 2024.
Baca juga: Saat Menteri Bahlil Puji Kepemimpinan Erick Thohir
“Erick Thohir menjadi salah satu figur cawapres yang diinginkan oleh publik,” kata Burhanudin
Perlu Diketahui Indikator Politik Indonesia telah melangsungkan survei pada periode 30 Oktober-05 November 2022 menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 orang.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95%.