Respons Politisi PPP Performa Partainya Dianggap Buruk Jelang Pemilu 2024
Survei Indikator Politik Indonesia menunjukan tren dukungan untuk PPP menjelang pemilu 2024 mengalami penurunan.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merespons hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menyebut performanya buruk menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi (Awiek) mengatakan pihaknya menganggap hasil survei tersebut sebagai hal yang lumrah.
Awiek menyebut masih ada beberapa pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters.
"Ya namanya lembaga survei ya biasa begitu. Toh masih ada undecided voter yang belum menentukan pilihan," kata Awiek kepada Tribunnews.com, Jumat (2/12/2022).
Baca juga: Survei Indikator Politik: PPP dan PAN Terancam Tak Lolos Ambang Batas Parlemen
Kendati demikian, Sekretaris Fraksi PPP DPR RI itu menuturkan pihaknya akan terus melakukan konsolidasi menuju pemilu 2024.
"Insya Allah kita akan teruskan konsolidasi," ujar Awiek.
Sebelumnya diberitakan survei terbaru Indikator Politik Indonesia menunjukan tren dukungan untuk PPP menjelang pemilu 2024 mengalami penurunan.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan perfoma elektoral PPP berbeda dengan jelang pemilu 2019.
"Performa PPP jelang 2024 itu lebih buruk dibanding performa elektoral PPP menjelang pemilu 2019," kata Burhanuddin dalam rilis surveinya secara virtual, Kamis (1/12/2022).
Burhanuddin menegaskan hasil surveinya harus menjadi perhatian bagi petinggi-petinggi PPP.
"Jelang 2024 itu cuma 3,1 rata-rata. Tapi pada periode yang sama jelang pemilu 2019 PPP mendapat rata-rata 4,1," ujarnya.
Burhanuddin menuturkan berbahaya jika PPP tak segera mengantisipasinya sebab bisa tak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.
"Tapi kalau misalnya tren ini tak segera diantisipasi ini bisa menjadi bahaya karena PT 4 persen," ungkapnya.
Adapun survei nasional yang dilakukan Indikator Politik itu digelar secara tatap muka sejak 30 Oktober hingga 5 November 2022.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Simak juga Talkshow NETGRIT bersama Tribun Series terkait pemilu di bawah ini:
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.