Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Capres Veyor: Elektabilitas Ganjar Teratas Disusul Prabowo, Ridwan Kamil, dan Anies Baswedan

Elektabilitas atau tingkat keterpilihan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di urutan atas sebagai calon presiden (capres) 2024.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Survei Capres Veyor: Elektabilitas Ganjar Teratas Disusul Prabowo, Ridwan Kamil, dan Anies Baswedan
Kolase Tribunnews.com
Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. 

Diantara empat besar calon presiden pilihan responden, mayoritas pemilih Ganjar Pranowo (72,8 persen), Prabowo Subianto (65,1 persen), dan Ridwan Kamil (60,0 persen) mengaku bebas untuk menyatakan pendapat di muka publik baik secara langsung maupun di media sosial.

Sedangkan mayoritas pemilih Anies Baswedan yaitu sebanyak 51,5 persen, justru merasa tidak bebas atau takut untuk menyatakan pendapatnya di ruang publik, baik secara langsung maupun di media sosial.

“Kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin mendapat penilaian baik di kalangan pemilih calon Presiden. Yaitu sebanyak 90,6 persen pemilih Ganjar Pranowo mengaku puas dengan kinerja Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin. Selain itu, pemilih Prabowo Subianto (80,6 persen), Ridwan Kamil (77,4 persen), dan Anies Baswedan (60,0 persen) pun cenderung memberi penilaian positif terhadap pemerintah pemerintahan Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin,” kata peneliti Veyor Indonesia Rika Komalasari, dalam rilis survei di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (20/12/2022).

Kinerja pemerintah dalam menangani masalah ekonomi juga mendapat penilaian baik dari pemilih Ganjar Pranowo (69,3 persen), Prabowo Subianto (68,6 persen), dan Ridwan Kamil (57,5 persen).

Namun, hanya 48,5 persen pemilih Anies Baswedan yang merasa puas dengan kinerja pemerintah dalam menangani masalah ekonomi.

Sementara itu di tempat yang sama, pengamat Politik Arifki Chaniago mengatakan polarisasi antara pemilih calon presiden terasa jelas di ruang publik seperti media sosial.

“Di level pemilih, masyarakat yang pro-pemerintah basis pemilihnya terbagi. Sedangkan masyarakat yang menjadi oposisi pemerintah kreditnya lebih mengarah kepada figur tertentu yang dianggap mewakili suara oposisi," ujar Arifki.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas