Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Prediksi Bakal Terjadi Negosiasi Ulang Dalam Pembentukan Koalisi Pilpres 2024

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Cecep Hidayat memprediksi bakal terjadi negosiasi dalam pembentukan koalisi Pilpres 2024.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Pengamat Prediksi Bakal Terjadi Negosiasi Ulang Dalam Pembentukan Koalisi Pilpres 2024
Kolase Tribunnews.com/Berbagai Sumber
Foto-foto kandidat calon presiden di Pilpres 2024. (Kiri atas) Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Erick Thohir. (Kiri bawah) Ridwan Kamil, Airlangga Hartarto, Agus Harimartu Yudhoyono (AHY), Puan Maharani. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - LSI Denny JA memproyeksikan empat pimpinan partai politik bakal menjadi king maker atau penentu peta politik pada Pilpres 2024. 

Mereka adalah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. 

Namun, keempat king maker itu disebut-sebut akan menghadapi dilema karena berbagai kepentingan.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Cecep Hidayat menilai, dilema yang terjadi pada keempatnya sebagai dinamika menjelang masa pendaftaran pasangan calon presiden-wakil presiden di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada November 2023. 

Menurutnya, masing-masing partai politik saat ini masih memasang tawaran tertinggi untuk bisa maju sebagai capres.

Baca juga: Bantah Telah Dukung Anies untuk Pilpres, OSO Tegaskan Hanura Tunggu Keputusan Jokowi

Seiring waktu, daya tawar posisi pun mereka akan dihadapkan pada proses negosiasi untuk mencari dukungan. 

Berita Rekomendasi

"Ini kan hanya untuk daya tawar politik di awal. Jadi semua semua memasang ingin jadi capres. Tapi nanti seiring dengan waktu, menjelang pertengahan 2023 nanti akan terjadi negosiasi ulang," kata Cecep, kepada wartawan, Rabu (21/12/2022).

Menurut Cecep, hal itu memungkinkan terjadi ketika melihat karakter koalisi partai politik di Indonesia tidak mendapati landasan yang kuat untuk menjadi koalisi permanen. 

"Karena koalisi di Indonesia ini koalisi yang tidak permanen. Tidak terlalu ketat," ujarnya.

Dikatakannya, tidak tertutup kemungkinan sosok yang saat ini disebut-sebut sebagai bakal calon presiden malah tidak berhasil ikut serta dalam Pilpres 2024.

Baca juga: Jika Ingin Merawat Mimpi Maju Pilpres, Ridwan Kamil Disarankan Gabung PAN Ketimbang Golkar

Karena akan ada kontemplasi internal dalam tubuh partai dalam menentukan untung-rugi dalam sebuah kontestasi dan peluang terbesar untuk menang pilpres.

"Di situ akan ada kontemplasi internal. Mereka akan melihat popularitas di masyarakat," ucapnya.

Cecep menilai ada waktu untuk para king maker dalam menjajaki dan meramu negosiasi yang diharapkan. 

Namun akhirnya mereka akan realitis dalam penempatan posisi.

"Mereka akan realistis pada akhirnya, melihat hasil survei dan kecenderungan. Maulah nanti dilamar jadi cawapres atau menko," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas