Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mardani Ali Sera Sebut Keunggulan Sistem Pemilu Proporsional Terbuka: Caleg Jadi Dekat dengan Rakyat

politisi PKS Mardani Ali Sera menilai bahwa sistem pemilu proposional terbuka membuat calon legislatif (Caleg) jadi dekat dengan rakyat.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Mardani Ali Sera Sebut Keunggulan Sistem Pemilu Proporsional Terbuka: Caleg Jadi Dekat dengan Rakyat
Tribunnews.com/Rahmat W Nugraha
Tangkapan layar Ketua Umum DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera pada acara daring PKS Legislative Corner, Jumat (6/1/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai bahwa sistem pemilu proposional terbuka membuat calon legislatif (Caleg) jadi dekat dengan rakyat.

Menurut Mardani hal itu bisa terjadi karena caleg turun ke masyarakat jadi bisa dekat dengan rakyat.

"Kelebihan proporsional terbuka jadi karena semuanya turun caleg-caleg dekat dengan rakyat. Kalau kurangan proposional terbuka memang peran partai menjadi minimalis yang kita cuma jadi manajer atau jadi koordinator," kata Mardani pada acara daring PKS Legislative Corner, Jumat (6/1/2022).

Mardani melanjutkan padahal kalau pemilu ingin sehat Partainya juga harus sehat, ideologis harus kuat kaderisasinya, harus punya prinsip.

"Itu sekiranya bisa dioptimalkan untuk sistem proporsional terbuka," jelasnya.

Kemudian Mardani juga mengatakan bahwa sistem pemilu proporsional terbuka punya kelemahan karena setiap caleg itu punya peluang yang sama. Maka semua akan bekerja berusaha mendapatkan suara terbanyak.

Berita Rekomendasi

Lalu dikatakan Mardani sistem pemilu proporsional terbuka juga lebih disukai partai-partai baru.

"Biasanya partai-partai yang identitasnya belum kuat mereka akan berharap proporsional terbuka karena seluruh calengnya akan menjadi prajurit-prajurit handal untuk mencari suara," ungkapnya.

Sementara itu untuk sistem pemilu proposional tertutup. Mardani menyebutkan bahwa kekurangannya  oligarki bisa pindah ke partai politik.

Menurut Mardani hal itu bisa terjadi jika tidak ada reformasi internal dari partai politik.

"Kelemahannya kalau proporsional tertutup itu kalau kita melakukan proposal tertutup, tapi tidak ada reformasi di internal partai maka oligarki di luar berpindah ke oligarki di dalam partai," kata Mardani pada acara daring PKS Legislative Corner, Jumat (6/1/2022).

Mardani melanjutkan pimpinan partai bisa semena-mena menentukan nomor urut caleg. Yang mana caleg dekat dengan pimpinan parpol dapat nomor urut yang baik yang berprestasi belum terdapat nomor urut yang baik.

"Padahal haknya rakyat mendapatkan calon yang berkualitas itu kelemahannya," tegasnya.

Meski sistem proporsional tertutup punya kekurangan, Anggota DPR Komisi II itu juga mengatakan proporsional tertutup juga punya kelebihan tersendiri.

Baca juga: Profil Mardani, Ketua Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Hidup PKS, Anggota Komisi II DPR RI

"Kelebihannya adalah partai akan menjadi institusi yang lebih sehat karena yang dipilih adalah partai, yang punya otoritas adalah pantai, yang akan tumbuh berkembang adalah partai," jelasnya.

Mardani melanjutkan tidak akan terjadi kadar kutu loncat misal 2004 Kader Golkar, kemudian 2019 Demokrat, 2014 PDIP dan terpilih terus. Menurut Mardani proposional tertutup bakal ada kaderisasi partai yang baik.

"Kalau proporsional tertutup rakyat akan lihat karena cuma nyoblos partai. Mana partai yang baik, keterikatan masyarakat dengan partai akan baik dan biasanya kalau tertutup akan ada kaderisasi yang baik," jelasnya.

Mardani juga menjelaskan bahwa sistem proporsional terbuka dan tertutup sebetulnya pernah dipakai di Indonesia.

"Proporsional tertutup kita pernah gunakan sebelum 2004. Itu adalah menggunakan cara yang sederhana yaitu otoritas banyak diberikan kepada partai karena proposal tertutup kita cuma nyoblos partai. Nanti partai yang menentukan nomor urut calegnya bukan suara terbanyak," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas