Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perbandingan Elektabilitas Parpol di Awal 2023 Versi 4 Lembaga Survei, Demokrat Tempel Ketat Golkar

Elektabilitas Partai Politik atau parpol berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga pada awal 2023 menunjukkan persaingan ketat Golkar dan Demokrat

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Perbandingan Elektabilitas Parpol di Awal 2023 Versi 4 Lembaga Survei, Demokrat Tempel Ketat Golkar
kolase Tribunnews/KPU
Partai Politik peserta pemilu 2024. Elektabilitas Partai Politik atau parpol berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga pada Januari-Februari 2023 menunjukkan persaingan ketat Golkar dan Demokrat bertahan di tiga besar. 

Pemungutan suara Pemilu 2024 akan berlangsung pada Rabu 14 Februari 2024.

Dihintung dari sekarang, hanya tinggal 12 bulan lagi waktu bagi partai politik untuk menarik simpati masyarakat.

Berikut hasil survei Januari-Februari 2023 berdasarkan sejumlah lembaga
survei:

1. Litbang Kompas

Litbang Kompas melakukan jejak pendapat terbaru soal elektabilitas Parpol pada periode 25 Januari-4 Februari 2023.

Survei dilakukan metode wawancara tatap muka.

Hasilnya, elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berada di puncak dengan angka 22,9 persen.

Berita Rekomendasi

Kemudian di posisi kedua disusul Partai Gerindra dengan elektabilitas 14,3 persen.

Selanjutnya, Partai Golkar berada di urutan ketiga dengan angka elektabilitas 9,0 persen.

Lalu disusul Partai Demokrat diurutan keempat dengan angka elektabilitas 8,7 persen serta Partai NasDem diurutan kelima dengan angka 7,3 persen.

Hasil survei Litbang Kompas terkait tingkat elektabilitas Partai Politik pada Januari 2023. PDIP peringkat pertama, Selasa (21/2/2023).
Hasil survei Litbang Kompas terkait tingkat elektabilitas Partai Politik pada Januari 2023. PDIP peringkat pertama, Selasa (21/2/2023). (Litbang Kompas)

Di posisi keenam ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan angka 6,1 persen.

Setelah itu, terdapat beberapa nama partai politik yang elektabilitasnya di bawah lima persen versi Litbang Kompas.

Di antaranya PKS (4,8 persen); Perindo (4,1 persen); PPP (2,3 persen); PAN (1,6 persen) serta Partai Hanura, PBB, dan PSI yang masing-masing tingkat elektabilitasnya hanya 0,5 persen.

Berdasarkan hasil survei ini, tingkat elektabilitas dari PDIP sendiri mengalami peningkatan jika dibandingkan pada periode Oktober 2022.

Kala itu, elektabilitas partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut hanya berkisar di angka 21,1 persen atau naik sekitar 1,8 persen pada Januari 2023.

Diketahui berdasarkan hasil Survei Litbang Kompas yang digelar 24 September-7 Oktober 2022, elektabilitas Partai Gerindra menempati posisi kedua dengan elektabilitas 16,2 persen.

Tentunya, dibandingkan dengan hasil survei terbaru ada penurunan elektabilitas dari partai Gerindra.

Kemudian, pada Survei Okober 2022, Partai Demokrat berada di posisi ke tiga dengan meraih 14 persen.

Tetapi hasil survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut melorot dan kembali disalip Partai Golkar.

Justru, berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas Partai NasDem merangsak ke posisi kelima, padahal sebelumnya elektabilitas partai besutan Surya Paloh tersebut berada di bawah PKS dan PKB.

Eletabilitas PKB saat ini berada di bawah Partai NasDem.

2. Populi Center

Lembaga survei politik Populi Center merilis hasil surveinya pada Senin (13/2/2023).

Survei dilakukan pada 25 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023.

Berdasarkan hasil survei Populi Center, elektabilitas PDI Perjuangan atau PDIP berada di posisi teratas dengan angka 24,5 persen.

Kemudian disusul Partai Gerindra 13,6 persen di posisi kedua dan Partai Golkar di posisi ketiga dengan angka 11,7 persen.

Kemudian, di peringkat keempat ditempati Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 8,4 persen, peringkat kelima Partai NasDem 5,8 persen.

Selanjutnya, berturut-turut ada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,5 persen, Demokrat 4,8 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,3 persen, dan Perindo 1,8 persen.

Rilis survei politik Populi Center bertema
Rilis survei politik Populi Center bertema "Road to 2024 Elections: Konsolidasi Politik dan Agenda Pembangunan", di Jakarta Selatan, Senin (13/2/2023). Hasil survei diketaui mayoritas publik ingin Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet. (Tribunnews.com/Naufal Lanten)

Partai Amanat Nasional (PAN) berada di posisi kesepuluh dengan angka 1,3 persen.

Kemudian PSI 0,5 persen, Hanura 0,4 persen, PBB 0,3 persen, Partai Buruh 0,3 persen, Gelora 0,3 persen, Partai Ummat 0,2 persen, Garuda 0,1 persen, dan PKN 0,1 persen

Sementara 1,7 persen dari 1.200 responden tidak memilih atau golput.

Kemudian, 12,3 persen responden belum memutuskan, dan 4,1 persen lainnya menolak menjawab.

Sebagai informasi, survei Populi Center dilakukan di 120 kelurahan tersebar di 38 provinsi di Indonesia.

1.200 responden survei dipilih secara acak bertingkat, dengan margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

3. LSI Denny JA

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil surveinya pada Selasa (7/2/2023).

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan dalam survei kali ini terdapat 4 kategori partai politik, yakni partai besar, menengah, kecil dan nol koma.

Untuk kategori partai besar ditempati tiga partai dengan angka elektabilitas tertinggi.

Ada PDI Perjuangan dengan 22,7 persen, Partai Golkar 13,8 persen dan Gerindra 11,2 persen.

“Dari 18 partai yang ada yang siap kontestasi di 2024, hanya 3 partai yang masuk kategori partai besar, PDIP, Golkar, dan Gerindra,” kata Ardian Sopa dalam rilis LSI Denny JA secara virtual, Selasa (7/2/2023).

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa saat memaparkan rilis bertajuk ‘Partai Lama, Partai Baru, Partai Besar dan Partai Gurem’ secara virtual, Selasa (7/2/2023).
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa saat memaparkan rilis bertajuk ‘Partai Lama, Partai Baru, Partai Besar dan Partai Gurem’ secara virtual, Selasa (7/2/2023). (Ist)

Kemudian pada kategori menengah terdapat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan angka elektabilitas 8,0 persen, Partai Demokrat 5,0 persen dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,9 persen serta Partai Nasdem 4,4 persen.

Ardian menjelaskan bahwa partai kategori menengah ini berdasarkan angka elektabilitas pada rentang 4 hingga 10 persen.

Sementara untuk klasmen selanjutnya, yakni partai kecil yang memiliki angka elektsbilitas pada rentang 1-4 persen.

Kategori ini dipimpin oleh Partai Perindo dengan angka 2,8 persen.

Namun di posisi selanjutnya justru diisi oleh parpol yang saat ini berada di parlemen, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan masing-masing angka 1,9 persen dan 2,1 persen.

“Jadi secara dukungan, 3 partai ini Perindo, PPP dan PAN berada di kategorisasi partai kecil,” tuturnya.

“Sehingga sebenarnya per survei ini dilakukan mereka belom lolos melewati parlementary treashold 4 persen,” lanjut Sopa.

Kemudian kategori terakhir adalah partai nol koma, yakni partai politik dengan angka elektsbilitas di bawah 1 persen.

Terdapat sejumlah partai politik pada kategori ini, di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan angka 0,5 persen.

Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda dan Partai Ummat masing-masing berada di angka 0,3 persen.

Kemudian ada Partai Hanura, Partai Buruh, Partai Gelora dan juga Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang berada di angka 0,1 persen.

“Hampir semua partai baru, ada juga partai lama yang masuk ke partai nol koma ini,” tuturnya.

Adapun survei dilakukan dengan merodologi Multistage random sampling yang melibatkan 1.200 responden.

Pengumpulan data dilakukan dengan tatap muka langsung dengan kuesioner yang dilakukan pada 4-15 Januari 2023.

Adapun margin of error dari survei ini kurang lebih 2,9 persen.

4. Hasil Survei LSI

Berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru, elektabilitas PDIP berada diposisi pertama dengan angka 21,9 persen.

Pada posisi selanjutnya ada Partai Gerindra 12,1 persen, Demokrat 7,1 persen, Golkar 6,7 persen, dan Nasdem 5,0 persen, dan PKS 5,0 persen.

“Belum banyak perubahan dari survei lsi sebelumnya, dan mungkin juga survei-survei yang lain,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis yang digelar secara virtual, Minggu (22/1/2023).

“PDIP di survei kali ini didukung oleh 22 persen, kalau Pemilu Legislatif diadakan sekarang,” lanjut dia.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan di Kantor Tribun Bogor, Kamis (17/11/2022). (Mario Christian Sumampow)

Di posisi selanjutnya ada Partai Nasdem dengan 5,0 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,0 persen, Partai Perindo 4,8 persen dan Partai Kebangkitan Bangsa 4,7 persen.

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan. (tangkap layar)

Kemudian Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,2 persen, Partai Garuda 1,3 persen. Adapun parpol lain seperti Partai Amanat Nasional, Partai Ummat, Partai Hanura, Partai Gelora hingga Partai Buruh mendapatkan angka di bawah 1,0 persen.

Di sisi lain, Djayadi mengatakan meski sejumlah parpol mendapatkan angka dukungan, sebanyak 26,7 persen responden dalam survei tidak menjawab soal pilihan parpol tersebut.

Artinya, kata dia, masih banyak masyarakat yang belum menentukan partai politik menjelang Pemilu 2024.

“Tapi yang menarik kami menemukan kali ini cukup banyak yang belum menentukan pilihan, ada 27 persen. Biasanya ini lebih sedikit, bisa di bawah 20 persen,” katanya.

Djayadi menamabahkan bahwa hal ini bisa saja terjadi lantaran partai politik peserta Pemilu baru saja ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Sehingga, masyarakat melakukan penilaian ulang terhadap partai politik yang akan dipilih pada Pemilu mendatang.

“Tetapi secara umum yang sudah melakukan penilaian tidak berbeda jauh dengan hasil yang kita peroleh selama ini,” tuturnya.

Survei tersebut dilakukan pada 7 sampai 11 Januari 2023.

Target survei tersebut adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel sekitar 83 persen dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui random digit dialing (RDD) yang merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1.221 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.

Margin of error dari diperkirakan sebesar +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. (Tribunnews.com/ Rizki/ Umam/ Naufal Lanten)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas