Mengantisipasi Potensi Kerawanan Pemilu, Sinergitas TNI-Polri Perlu Ditegakkan
meninjau kerawanan pemilu 2024 agar mampu melahirkan solusi sebagai langkah preventif terhadap potensi ancaman penyelenggaraan Pemilu 2024.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) bersama Gerakan Indonesia Optimis (GIO) juga CISS (Centre of Intelligence Strategic Studies) menggelar Deep Talk Indonesia Serial Ramadan, menghadirkan stakeholders pesta demokrasi lima tahunan, di kantor GIO, Jakarta Selatan pada Jumat (7/4/2023).
Diskusi ini dimaksudkan untuk meninjau kerawanan Pemilu 2024 agar mampu melahirkan solusi sebagai langkah preventif terhadap potensi ancaman penyelenggaraan Pemilu 2024, seperti polarisasi masyarakat, disinformasi serta penyebaran konten hoaks dan lain sebagainya.
Ketua Umum PB MDHW KH Muhammad Musthofa Aqiel Siraj menyampaikan pesan pentingnya menumbuhkan kesadaran berpolitik yang baik, sebab Al-Quran mengamanatkan hal tersebut.
“Kita sebagai masyarakat, perlu berpatisipasi menjadi pemilih yang baik. Semoga dengan adanya ruang diskusi seperti ini mampu menumbuhkan kesadaran berpolitik yang sesuai titah kitab suci," ujarnya.
Perhelatan yang membahas tantangan dan strategi Pemilu dari sudut pandang keamanan, perlu dijadikan sebagai langkah untuk meninjau potensi ancaman perpecahan yang mungkin saja terjadi.
Pengamat Intelijen dan Keamanan Ngasiman Djoyonegoro memandang perlu diperkuatnya sistem oleh stakeholders dan partisipasi masyarakat yang ideal.
“Mari kita jadikan agenda lima tahunan (Pemilu 2024) ini sebagai momentum yang menumbuhkan kesadaran politik elektoral yang sehat,” kata Simon.
Simon juga mengatakan agar penyelenggara kita menjamin kepastian terselenggaranya Pemilu karena masyarakat masih menunggu fiksasi sistem yang diterapkan.
“Bagaimanapun keputusan yang dikeluarkan oleh penyelenggara (KPU), kita sebagai masyarakat tetap harus menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan sesama anak bangsa,” lanjutnya.
Dia menambahkan,selain penyelenggara Pemilu baik KPU maupun Bawaslu, sinergisitas TNI-Polri juga merupakan pilar penting yang harus tegak di tengah-tengah kontestasi akbar lima tahunan itu.
Sebab di periode lalu, sinergisitas TNI-Polri berhasil mengawal penuh jalannya pesta demokrasi di 2019 silam yang dapat dijadikan sebagai referensi tahun depan. Sehingga, masyarakat sangat berharap agar proses ini tetap dijaga dan lestari. Guna mewujudkan nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
Baca juga: Anggota Komisi II DPR Khawatir Parpol Tak Lolos Pemilu Ikuti Prima dan Partai Berkarya Gugat KPU
“Soliditas dan sinergisitas TNI-Polri merupakan bagian dari manifestasi institusi keamanan dan pertahanan negara yang berdaulat, serta memperkokoh implementasi yang terkandung dalam Pancacila ke-3 Persatuan Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi II DPR RI Yanuar Prihatin memaparkan sejumlah hal yang terjadi di Perlemen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.