Usai Ganjar Ditunjuk Jadi Bacapres, Suara PDIP Naik di Kalangan Pemilih Kritis
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, mengatakan dalam survei pada pemilih kritis dari tanggal 25 hingga 28 April 2023, PDIP mendapat dukungan tinggi.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai Ganjar Pranowo ditunjuk oleh PDIP menjadi bakal calon presiden, suara partai moncong putih ini naik di kalangan pemilih kritis.
Hal ini berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Selasa (2/5/2023).
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, mengatakan dalam survei pada pemilih kritis dari tanggal 25 hingga 28 April 2023, PDIP mendapat dukungan paling tinggi, 19,9 persen.
Selanjutnya Gerindra 12,4 persen, Golkar 9,3 persen, Demokrat 6,5 persen, PKS 6.1 persen, PKB 5,5 persen, dan Nasdem 3,6 persen.
“Sementara partai-partai lain mendapat dukungan di bawah 3 persen. Masih ada 30,3 persen yang belum menentukan pilihan,” kata Deni dalam keterangannya, Selasa (2/5/2023).
Deni menjelaskan dukungan pada PDIP di kalangan pemilih kritis pascakeputusan calon presiden cenderung naik, dari 16,1 persen dalam survei 18-19 April 2023 menjadi 19,9 persen dalam survei 25-28 April 2023. Kenaikannya sekitar 3,8 persen.
Baca juga: Dorong Prabowo Jadi Capres, Eks Petinggi Demokrat Marzuki Alie Tolak Dukung AHY Karena Alasan Ini
Sementara dalam kurun waktu yang sama, dukungan kepada partai-partai lain tidak mengalami perubahan berarti.
Hal ini, menurut Deni, menunjukkan pencalonan Ganjar sebagai presiden oleh PDIP memiliki dampak elektoral yang positif pada partai tersebut.
“Keputusan PDIP mencalonkan Ganjar sebagai capres tampaknya berdampak positif terhadap PDIP. Setelah mengalami tren yang menurun, elektabilitas PDIP di kelompok pemilih kritis menguat pasca pencalonan Ganjar,” simpul Deni.
Deni menjelaskan pemilih kritis adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka akses seperti internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.
Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.