Duduk Perkara Wakil Ketua Demokrat Jabar Mundur Gara-gara Diminta Rp 500 Juta Agar Bisa Jadi Caleg
Hal itu yang membuatnya memutuskan mengundurkan diri dari pencalonan sebagai bakal calon legislatif (bancaleg) dan anggota partai.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kabar mengejutkan datang dari Partai Demokrat.
Menjelang Pemilu 2024, salah seorang kader senior partai itu di Jawa Barat mengundurkan diri dari keanggotan partai.
Adalah Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jabar, Didin Supriadin, yang mendadak mundur.
Dia merasa sakit hati dengan perlakuan partainya
Hal itu yang membuatnya memutuskan mengundurkan diri dari pencalonan sebagai bakal calon legislatif (bancaleg) dan anggota partai.
Surat pengunduran diri Didin pun tersebar di aplikasi percakapan WhatsApp, Senin (8/5/2023).
Dalam surat tersebut terdapat tanda tangan Dindin di atas materai.
Baca juga: Profil Dindin Supriadin, Wakil Ketua DPD Demokrat Jabar yang Dikabarkan Keluar dari Partai
Selain itu, kronologis pengunduran diri Didin pun turut tersebar.
Dalam kronologis tersebut, Didin menuliskan jika pada 16 Juni 2022, DPD Demokrat Jabar memberikan Surat Tugas No.007ST/DPD.PD/VI/2022.
Isinya tugas kepada Didin untuk menjadi LO partai dengan KPUD.
"Alhamdulillah semua tugas dapat berjalan lancar dan saya laksanakan dengan sebaik-baiknya," tulis Didin dalam surat yang dilihat Tribun pada Senin.
Didin pun mengaku sempat diminta bantuan untuk rapat bersama DPD Demokrat Jabar membantu tugas-tugas Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu).
"Ketika penjaringan dan pendaftaran caleg provinsi dimulai, para bacaleg diminta kontribusi sebesar Rp 32.500.000," katanya.
Bappiluda Demokrat Jabar, kata dia, kemudian melakukan fit and profer test serta wawancara sebanyak dua kali.
Pertama, dilakukan oleh internal pengurus yang ada di bappiluda. Kedua, dilakukan dengan melibatkan unsur ketua, sekretaris, bendahara, BPOKK, dan Bappiluda Jabar.
"Ketika itu, Rabu 12 April 2023 di Kantor DPD Demokrat Jabar, semua bacaleg diminta mengisi formulir pernyataan dengan salah satu poinnya yaitu mengisi kesiapan tambahan untuk dana saksi partai, saat itu saya mengisi kesanggupannya yang saya isi sebesar Rp 100 juta," ucapnya.
Pas Selasa 2 Mei 2023, Didin mengaku dihubungi bendahara partai dan mengirim nomor rekening. Saat itu Didin diminta lagi untuk memberikan kontribusi untuk dana saksi.
"Sebesar Rp 500 juta yang informasi dari ketua DPD, saya akan diberikan nomor urut caleg di nomor urut 1 dapil Jabar 15 (Kota dan Kabupaten Tasikmalaya), karena kata Ibu Ratna Bendahara DPD, untuk di DPC seperti Kota Bandung, Kabupaten Bogor, dan lain-lain yang dapat nomor urut 1 bacaleg Kabupaten/Kota tersebut kontribusinya sebesar Rp 300 juta," katanya.
Selanjutnya, pada Jumat (5/5/2023), Didin mengaku kembali dihubungi oleh M Handarujati K selaku Sekretaris DPD Demokrat.
"M Handarujati kembali menghubungi saya via telepon, meminta saya agar segera membayar, dan untuk pastinya kapan bisa membayar. Saat itu saya menjawab, saya akan ikhtiarkan dan meminta waktu paling telat satu bulan," ucapnya.
Di hari yang sama, kata dia, sore harinya Didin mengaku kembali dihubungi Sekretaris Demokrat Jabar melalui sambungan telepon dan memberitahukan kalau posisi nomor urut satu akan ditukar dengan Yoyom Romya.
"Pak Yoyom Romya (bukan pengurus), dengan alasan Pak Yoyom siap membayar dan saya dikasih nomor urut dua dengan kontribusi yang tidak terlalu besar. Kemudian saat itu saya katakan, silahkan saja kalau Pak Yoyom dapat nomor urut satu, tetapi saya akan mencabut berkas dan saya tidak akan mencalonkan. Setelah itu, sekretaris DPD bilang ke saya, tunggu nanti dalam lima menit saya akan ditelepon kembali," katanya.
Namun, kata Didin, hingga esok harinya Sekretaris DPD tidak ada lagi konfirmasi ataupun pemberitahuan.
"Akhirnya saya mengambil sikap untuk mengundurkan diri, baik sebagai bacaleg ataupun dari keanggotaan Partai Demokrat," ucapnya.
Sebagai kader yang sudah puluhan tahun mengabdi, Didin pun merasa sudah tidak dihargai oleh partai.
"Ketersinggungan saya dengan Sekretaris DPD PD Jabar dengan bahasa yang tidak patut dan secara etika tidak pantas. Masa saya sebagai pengurus inti DPD dengan mudahnya, cuma karena uang, ada yang bukan pengurus mau ditukar nomor urutnya menjadi noomor urut 1 hanya karena saat itu Pak Yoyom siap membayar,"katanya.
"Demikianlah kronologis ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dalam keadaan sadar dan perenungan yang mendalam, semoga ada perubahan yang lebih baik di DPD PD Jabar buat ke depan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih," tambah dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kronologi Wakil Ketua DPD Demokrat Jabar Didin Supriadin Mundur, Sudah Ada yang Setor Rp 500 Juta
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ini Alasan Didin Supriadin Mundur dari Bancaleg dan Wakil Ketua Demokrat Jabar