Cak Imin Blak-blakan Cerita KIB Pecah dan Kronologi Golkar Dekati Prabowo
Cak Imin sebut retaknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) membuat pembicaraan capres dan cawapres belum usai.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Hasanudin Aco
"Ngomonglah saya dengan Pak Airlangga berdiskusi. Kesepakatannya ada dua hal. Alangkah indahnya kalau kita menjadi pilar dengan siapapun misalnya Gerindra, PKB, Golkar. Artinya ada kesamaan untuk bersama," lanjutnya.
Yang kedua, kata Cak Imin, ada tidak izin dari PKB kalau Airlangga berpasangan dengan Prabowo.
"Saya bilang opsi itu boleh saja muncul, toh keputusan kita masih panjang. Tapi masuk dulu saya bilang, nanti kalau sudah di KIR kita duduk satu meja," jelasnya.
Mana yang paling mungkin, kata Cak Imin, yang penting tiga pilar koalisi ini yang menentukan ke depan.
"Kira-kira begitu diskusinya," ujarnya.
"Pada diskusi tiga pilar ini, banyak opsi untuk cawapres menjadi sama-sama berpeluang, antara Airlangga atau saya," sambungnya.
Menurut Cak Imin dirinya membuka diskusi agar Partai Golkar bisa bergabung dahulu ke KIR.
"Saya lebih membuka diskusi yang penting gabung dulu. Saya tidak bilang harga mati (Jadi cawapres Prabowo). Siapa tahu surveinya lebih bagus Airlangga dibandingkan saya atau sebaliknya. Itukan opsi yang akan kita lihat sampai bulan Agustus kira-kira," tegasnya.
Meskipun saat ini kata Cak Imin prinsip PKB di KIR, harus salah satu capres atau cawapres.
"Itu Pak Airlangga pahami dari situ menjadi sangat intens dan terbuka opsi-opsi kebersamaan dengan tiga pilar ini," tutupnya.