AHY Sebut Demokrat Dilukai dan Komitmen Dilanggar, Anies: Komitmen Apa?
Anies Baswedan mempertanyakan mengenai kesepakatan dan komitmen seperti apa yang dilanggar oleh pihaknya sebagaimana diucapkan AHY dalam pidatonya.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Daryono
"Tapi PKS tidak menentukan harus tanggal berapa. PKS tidak bersikeras harus sekarang, kalau Demokrat berkeras harus segera, bahkan ada tanggal dari Demokrat," katanya.
Baca juga: Anies Baswedan Ungkap Kisah Dibalik Surat Tulisan Tangan Untuk AHY
Dalam wawancara tersebut, Anies lantas menyinggung surat yang ditulisnya dan ditujukan pada AHY.
Saat itu, ada utusan dari Partai Demokrat yang bertemu dengan utusan pihak Anies Baswedan.
"Ada dua orang, Pak Sudirman Said dan Pak Dadang datang ke rumah, Jumat pagi," ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.
Dalam pembicaraan disebutkan, utusan dari Demokrat akan ditarik karena dianggap tidak berhasil menjalankan misinya.
Anies mengaku tak ingin menduga-duga apa maksud dari misi tersebut.
Utusan itu lantas meminta Anies untuk membuat semacam bukti bahwa benar AHY menjadi opsi yang dipilih sebagai cawapres.
"Disampaikan perlu ada semacam bekal bagi mereka untuk menyampaikan, bahwa capres sudah mengatakan, yang saya katakan di bulan Juni, opsi yang tersedia adalah AHY."
"Mereka meminta saya untuk menyatakan, yang menjadi opsi adalah AHY," kata Anies.
Ia pun lantas meminta stafnya menyiapkan secarik kertas dan bolpoin lalu menuliskan pesan berisi kesediaan AHY untuk menjadi cawapresnya.
Anies menegaskan, surat itu dibuat bukan atas dasar inisiatifnya sendiri, melainkan permintaan Demokrat.
"(Surat) ini dijadikan sebagai bukti karena mereka (utusan Demokrat) menyampaikan cerita saja (AHY jadi opsi cawapres) tidak dianggap sah."
"Karena kalau hanya menceritakan saja, Anies bilang seperti ini, mana evidence-nya? Tinggal ditunjukin kertas ini," ucap Anies.
Anies juga mengatakan, surat tersebut hanya sebagai pengganti karena dirinya tak bisa hadir secara langsung menyampaikan hal tersebut.