Anies Baswedan-Cak Imin Dinilai Jadi Simbol Persatuan Dua Ormas Besar Muhammadiyah dan NU
Anies Baswedan yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024 dinilai menjadi sejarah dalam perpolitikan Indonesia.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anies Baswedan yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024 dinilai menjadi sejarah dalam perpolitikan Indonesia.
Pasalnya dua sosok tersebut menjadi simbol persatuan dua ormas besar yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Anies tercatat sebagai salah satu anggota penasihat Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Jakarta Selatan. Sementara Cak Imin lahir dari organisasi NU. Selain itu Ketua Umum PKB ini juga merupakan keturunan pendiri dan ulama besar dari NU yakni KH Bisri Syansuri.
Berkenaan dengan itu, Koordinator Perhimpunan Aktivis 98, Ulung Rusman berharap pasangan Anies - Cak Imin dapat menjadi perekat persatuan bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan Ulung dalam acara Focus Group Discussion bertema 'Anies Cak Imin Simbol Persatuan Bangsa' di Saharjo, Jakarta Selatan.
“Menurut kami, inilah saatnya rakyat Indonesia bersatu dan menunjukkan teladan kebangsaan bagi kehidupan demokrasi yang sejuk. Melalui Mas Anies dan Cak Imin, kami berharap keduanya menjadi perekat persatuan bangsa Indonesia,” kata Ulung, Rabu (6/9/2023).
Ia menerangkan FGD digelar untuk menyusun rencana kerja pemenangan Anies - Cak Imin. Hasil dari FGD, akan jadi bahan sosialisasi kepada aktivis yang terhimpun dalam Perhimpunan Aktivis 98 di daerah-daerah.
Ulung juga mengungkapkan bahwa Perhimpunan Aktivis 98 akan menggelar rembug kebangsaan setiap dua pekan sekali di perkampungan warga untuk sosialisasi pandangan dan sikap Anies - Cak Imin terhadap nilai kebangsaan, seperti pandangan serta sikap terhadap pluralisme dan toleransi.
Baca juga: Ada Mantan Kepala Basarnas hingga Eks Stafsus KSAU Dukung Anies Baswedan Sebelum Demokrat Hengkang
"Rembug kebangsaan ini akan dimulai dari Jakarta, karena Jakarta adalah bukti nyata kepemimpinan Anies Baswedan yang menjunjung tinggi pluralisme dan toleransi. Setelah itu kami mulai di daerah-daerah," jelas Ulung.