Satrio Arismunandar Klaim Pegang Dokumen Kegiatan Sejumlah LSM AS Cawe-Cawe Dalam Pilpres 2024
Wartawan Senior Satrio Arismunandar, mengklaim telah memiliki dokumen-dokumen yang menunjukan kegiatan sejumlah Amerika Serikat (AS) cawe cawe di Pemi
Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
"Kalau dibilang itu hoaks, nanti dulu. Itu kan pendapat dia. Sedangkan menurut pendapat saya, itu kok bukan hoaks. Bagi pihak-pihak yang penasaran, saya juga kasih datanya, silakan saja nanti publik yang menilai apakah data ini hoaks apa tidak," kata Satrio.
Baca juga: Beredar Dokumen Ada Operasi CIA di RI Jelang Pemilu 2024, Jubir Kedubes AS: Itu Hoax
"Tapi sejauh yang saya lihat dan kalau kita melihat background tadi, artinya memang ada latar belakang yang memang memperkuat, mendukung, bahwa campur tangan (AS dalam Pemilu) itu memang ada dan bukan baru sekarang. Dari dulu. Sekarang ini adalah penegasan karena ada laporan media," sambung dia.
Respons Kedutaan Besar AS di Jakarta
Juru Bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta Michael Quinlan sebelumnya memastikan AS tidak pernah ikut campur dalam urusan pemilihan umum (pemilu) 2024 di Indonesia.
Hal itu disampaikannya merespons beredarnya dokumen CIA di RI jelang Pemilu 2024 terkait revolusi warna.
Selain itu, Kedubes AS pun menyebut info tersebut adalah kabar bohong atau hoax.
"Ini adalah berita palsu (hoaks). Amerika Serikat tidak memihak dalam pemilu," kata Quinlan kepada Tribunnews.com pada Senin (11/9/2023).
Quinlan mengatakan sebagai negara yang memiliki kesamaan dengan Indonesia yakni sama-sama menjalankan demokrasi maka pemilihan umum diharapkan bebas dan adil.
Pihaknya meminta agar informasi yang dinilainya tidak bisa dipertanggungjawabkan itu tidak dipercaya.
"Satu-satunya hal yang penting bagi kami adalah proses pemilu yang bebas dan adil, sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Kami menyangkal komentar yang tidak bertanggung jawab dan tidak berdasar yang menyatakan sebaliknya," kata dia.
Revolusi Warna
Sebelumnya telah beredar sebuah dokumen yang disebut mengungkap rencana badan intelijen Amerika Serikat (CIA) tengah mempersiapkan revolusi warna di Indonesia.
Revolusi warna sering digunakan untuk menggambarkan operasi intelijen AS dalam membangun demokrasi liberal di negara lain, termasuk dengan menggulingkan rezim.
Banyak laporan menyebut, termasuk artikel Kedubes China di Indonesia, revolusi warna disiapkan oleh CIA melalui National Endowment for Democracy (NED) untuk mencampuri Pemilu 2024.
NED merupakan Non Goverment Organization (NGO) atau LSM swasta yang disinyalir mendapat pendanaan dari pemerintah AS dan disebut-sebut menjadi “front CIA” untuk melakukan revolusi warna.
Situs Kedubes China di Jakarta juga menyebut NED, sebagai salah satu “prajurit”, “sarung tangan putih” dan “pejuang demokrasi” utama pemerintah AS, menumbangkan pemerintah yang sah dan mengembangkan kekuatan boneka pro-AS di seluruh dunia atas nama “mempromosikan demokrasi”.