Hadiri Pameran Seni Melayu, Anies: Kontribusi Terbesar Melayu adalah Bahasa Persatuan
Anies menawarkan sebuah terobosan agar bahasa lebih mendunia, misalnya mempromosikan bahasa lewat karya seni. Selain itu, memperkaya bahasa
Editor: Anniza Kemala
TRIBUNNEWS.COM - Capres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menegaskan, kontribusi terbesar Melayu adalah dipilihnya Bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia, sekaligus bahasa persatuan dan perekat kebangsaan.
Pernyatan ini disampaikan Anies saat memberikan orasi budaya pada Pameran Seni Melayu di Galeri Kunstkring Paleis, Jakarta, Kamis (26/10).
“Kita sepakat menggunakan Bahasa Melayu sebagai Bahasa Indonesia. Ini adalah kontribusi terbesar Melayu jadi bahasa persatuan dan perekat kebangsaan kita,” kata Anies.
Anies menambahkan, kesepakatan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bukan pekerjaan sepele, tapi merupakan terobosan besar.
“Kemampuan menjadikan bahasa persatuan itu terobosan dahsyat. Dengan begitu perasaan kebersamaan akan mudah terbangun,” ujarnya.
Namun, kata Anies, tantangan kita sekarang adalah bagaimana menjadikan Bahasa Indonesia berkiprah dalam percaturan global.
Baca juga: Menang Pilpres, Anies Janjikan Kosa Kata Bahasa Indonesia Jadi 250 Ribu Dalam 5 Tahun
“Apakah Bahasa Indonesia akan tetap begini saja, tentu tidak. Bahasa harus populer dan menarik dunia, karena digunakan oleh penduduk negara keempat terbesar dunia,” kata Anies.
Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 ini menjelaskan jumlah kosakata Bahasa Indonesia 110 ribu. Bandingkan dengan Bahasa Jepang 250 ribu, Jerman 359 ribu, Mandarin 500 ribu, Inggris 1 juta, Arab 12 juta kosakata.
“Bagaimana kita bertanding di tingkat global kalau kosakata kita sekecil ini,” kata Anies.
Untuk itu, ia menawarkan sebuah terobosan agar bahasa lebih mendunia, misalnya mempromosikan bahasa lewat karya seni. Selain itu, memperkaya bahasa dengan menjangkau audiens yang lebih luas.
Di sisi lain, ujarnya, kosakata bahasa harus diperkaya dengan memasukkan bahasa lokal atau daerah. Menurutnya, kekayaan bahasa daerah harus didorong untuk memperluas spektrum dan diksi yang lebih lengkap.
“Kekayaan bahasa daerah harus kita dorong untuk masuk ke dalam Bahasa Indonesia. Kalau nanti kami dapat amanah, kita bisa perkaya Bahasa Indonesia secara lebih jelas dan dahsyat,” ungkap Anies. ***Vincent***