Ganjar Terharu usai Warga Tak Keluar Rumah Sambut Presiden Jokowi, Buntut Balihonya Dicopot
Bacapres PDIP, Ganjar Pranowo memgaku terharu seusai sejumlah warga di Gianyar, Bali tak keluar rumah untuk menyambut kedatangan Presiden Jokowi.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
Komarudin pun geram. Bahkan ia menyebut bahwa Bali merupakan sarang 'banteng', atau mayoritas merupakan kader PDIP.
Pihaknya menilai seharusnya hal itu tak terjadi, karena Bali merupakan 'wadahnya' PDIP.
"Masa di kandang banteng bisa berani sekelas itu," ungkapnya lagi.
Komarudin pun mengimbau dilakukan investigasi terkait pencopotan baliho Ganjar-Mahfud itu.
"Teman-teman di Bali itu kita tahu sarangnya banteng, kandangnya banteng, jadi kalau sampai berani melakukan tindakan begitu harus segera melakukan investigasi ke bawah," ungkapnya, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.
Bagi Komarudin para kader PDIP yang direpresentasikan seperti banteng memiliki kelebihan tersendiri.
Termasuk sikap yang tegas.
"Banteng ini kalau diam jangan diganggu, karena kalau dia bangun brutal itu banteng," terangnya lagi.
"Jadi banteng itu tidak ada cengeng-cengeng, cuman kalau dia diam jangan diganggu, bahaya," lanjut Komarudin.
Respons Presiden Jokowi
Baca juga: Relawan Ganjar-Mahfud akan Sambangi 500 Ribu Rumah Warga di DKI
Sementara itu, Presiden Jokowi memberikan tanggapan terkait pencopotan baliho Ganjar-Mahfud itu.
Jokowi mengingatkan bahwa setiap pemindahan atribut partai, pemerintah daerah harus meminta izin dan berkomunikasi kepada pengurus partai di wilayah tersebut.
Sementara terkait apakah atribut partai tersebut menyalahi aturan tata kota, kata Jokowi sebaiknya ditanyakan kepada pemerintah daerah.
"Ya itu semuanya urusan pemerintah daerah," kata dia.