Masyarakat Diajak Hindari Polarisasi dan Isu SARA Jelang Pilpres 2024
Ia mengajak masyarakat untuk menghindari polarisasi dan isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) menjelang pilpres 2024.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PRABU, Arvindo Noviar mengajak masyarakat untuk menghindari polarisasi dan isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) menjelang pilpres 2024.
Hal ini disampaikan oleh Arvindo pada acara diskusi Omah Kopi 45 di komplek Gedung Joang 45, Menteng Jakarta Pusat pada Selasa (31/10/2023).
Dalam kesempatan diskusi ini beberapa pemateri seperti Hari Purwanto dari Studi Demokrasi Rakyat (SDR) mengatakan kekhawatirannya jika politik identitas akan kembali menyeruak.
Sementara Arvindo mengatakan bahwa wajar kiranya dalam sebuah kontestasi politik muncul perdebatan.
“Ruang demokrasi memungkinkan adanya perbedaan pendapat, bahkan sengit dan tajam, asal tidak sampai kepada kekerasan fisik atau yang lebih jauh mengarah pada disintegrasi bangsa,” kata Arvindo, dikutip Rabu (1/11/2023).
Arvindo memiliki analisis bahwa situasi politik 2024 kedepan sangat berbeda dengan politik 2019 atau 2017.
Sebab generasi Z dan milenial yang pemikirannya sudah jauh lebih terbuka akan menjadi pemilih mayoritas.
"Menariknya kawan-kawan milenial dan Gen Z yang dalam hal ini akan menjadi pemilih mayoritas, lebih menghendaki isu-isu yang lebih produktif seperti etika lingkungan, pengembangan sumber daya manusia, pendidikan, penegakan hukum dan sebagainya dibanding SARA," kata Arvindo.
"Bukan berarti isu SARA tidak ada lho, ada, tapi tidak semasif dahulu, tidak relevan,” imbuhnya.