Serangan PDIP ke Jokowi Makin Keras, Ganjar Sentil Sektor Maritim, FX Rudy Singgung Intimidasi
Ganjar, misalnya, yang dulu dikenal dekat dengan Jokowi kini sudah mulai menyoroti kinerja pemerintahan sang presiden.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan kian keras mengkritik Presiden Jokowi, belakangan ini.
Setelah Adian Napitupulu, Ahmad Basarah, hingga Sekjen PDIP Hasto, kini giliran dua "orang dekat" Jokowi, yakni Ganjar Pranowo dan FX Hadi Rudyatmo atau yang dikenal sebagai FX Rudy, melakukan hal serupa.
Ganjar, misalnya, yang dulu dikenal dekat dengan Jokowi kini sudah mulai menyoroti kinerja pemerintahan sang presiden.
Dalam sebuah kesempatan, ia mengatakan, sektor maritim Indonesia selama dua periode pimpinan Jokowi, tak dibangun secara niat.
Sementara, FX Rudy, yang pernah bekerja bersama Jokowi di Pemkot Solo menyinggung soal intimidasi terkait kehadiran polisi di kantor DPC PDIP Solo.
Berikut ini sejumlah "serangan politik" terbaru yang dilancarkan PDIP kepada Jokowi.
1. Ganjar Sentil Pengembangan Sektor Maritim
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim yang seolah-olah jalan di tempat selama hampir 10 tahun belakangan ini. Padahal, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mencanangkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia pada 2045.
"Maritim 10 tahun tidak berubah, ya enggak niat! Mau pakai alasan apa lagi?" ujar Ganjar dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta Selatan pada Rabu, 8 November 2023.
Dalam pandangannya, Ganjar melihat paradigma pembangunan saat ini masih berbasis daratan alias land based.
Padahal, menurut dia, seharusnya pembangunan juga berbasis kelautan.
Maka dari itu, apabila terpilih sebagai Presiden Indonesia di periode mendatang, ia ingin sektor ini digarap lebih serius.
Ia kemudian menceritakan ketika diberitahu mengenai budidaya rumput laut yang disebut memiliki potensi besar.
"Saya sudah ketemu beberapa orang. Tadi saya katakan rumput laut. Secara teknis saya dikasih tau, 'Pak Ganjar, itu cukup 15 meter pantainya, kita bisa budidaya (rumput laut).' Saya minta staf saya hitung, (hasilnya) gede minta ampun. Tapi, kenapa kita tidak melakukan? (Karena) Enggak niat," kata Ganjar.
Eks Gubernur Jawa Tengah itu pun mengatakan, mereka yang punya kepentingan, ingin melakukan hal yang lebih gampang.