Ganjar Minta Pemerintah Dampingi Buruh yang Terkena PHK
Ganjar menilai pemerintah perlu melakukan pendampingan bagi buruh yang mengalami PHK.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo meminta pemerintah untuk melakukan pendampingan bagi buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Hal ini disampaikan Ganjar seusai mengunjungi salah satu rumah perwakilan buruh di Perum Mustika, Tigaraksa, Tangerang, Banten, Jumat (17/11/2023).
Baca juga: Ganjar Dapat Hidangan Khas Sunda Saat Bertemu Relawan, Bahas Pertanian Hingga Pemberdayaan Perempuan
Ganjar mengaku dalam pertemuan itu dirinya berdiskusi mengenai hak buruh terutama ketika mendapatkan PHK.
"Maka aspirasinya (buruh) adalah mengembalikan aturan semula," kata Ganjar di lokasi.
Menurutnya, buruh juga sempat bertanya ke dirinya mengenai nasib mereka setelah terkena PHK.
Baca juga: Soal Pakta Integritas PJ Bupati Sorong Dukung Ganjar, Nusron Wahid: Becik Ketitik, Olo Ketoro
Ganjar menilai pemerintah perlu melakukan pendampingan bagi buruh yang mengalami PHK.
"Ketika sudah di PHK mereka punya hak bekerja, 'Pak Ganjar siapa yang mendampingi kami?' Ya pemerintah menurut saya," ujarnya.
Selain itu, kata dia, buruh juga bertanya mengenai bagaimana cara agar mereka mendapatkan banyak insentif.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini menuturkan bahwa para buruh mempunyai tabungan untuk di hari tua mereka.
“Bagaimana bisa mendapatkan banyak insentif. Umpama masa depannya nanti pengelolaan keuangan kawan-kawan buruh umpama mereka sudah mendekati pensiun seperti Taspen (Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri), tenaga kerja apa seperti BPJS tenaga kerja secara manajerial ini bisa di pakai untuk masa tuanya," ucap Ganjar.
Ganjar menjelaskan jika para buruh berharap betul adanya peran pemerintah untuk bisa menaungi mereka.
Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Sebut Pernyataan Aiman Soal Oknum Polisi Tak Netral Dijamin Konstitusi
Karena itu, dia pun mengajak untuk para buruh untuk dapat merumuskan bersama-sama regulasi yang akan dibuat ke depannya.
“Saya titipkan pada mereka, yuk rumuskan, yuk karena regulasi menurut Anda enggak pas bagaimana konsepsi perubahannya, kapan kira-kira kita bisa mengeksekusi itu agar betul-betul bisa terjadwal," imbuh Ganjar.