Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

JK: Bagi Yang Tak Melaksanakan Pemilu dengan Baik dan Adil, Maka Berat Hukuman Dunia dan Akhirat

JK lantas mengingatkan bahwa mereka pejabat disumpah sebelum menerima jabatan

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Erik S
zoom-in JK: Bagi Yang Tak Melaksanakan Pemilu dengan Baik dan Adil, Maka Berat Hukuman Dunia dan Akhirat
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo berbincang dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla saat pertemuan di Kediaman Jusuf Kalla, Jakarta, Minggu (19/11/2023). Pertemuan tersebut sebagai ajang silaturahmi dan berbincang mengenai Pemilu 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) menyinggung akan hukuman yang bisa didapat para pejabat negara jika tidak taat pada peraturan Undang-undang.

Termasuk, dalam menjalankan aturan terkait Pemilu 2024.

JK lantas mengingatkan bahwa mereka pejabat disumpah sebelum menerima jabatan. Sumpah itu pun akan dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun akhirat.

Baca juga: Saat JK-Ganjar Saling Tebar Senyum di Pertemuan Brawijaya Sore Ini

Hal itu disampaikan JK usai menerima kunjungan silahturahmi Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo di kediaman di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (19/11/2023) sore.

"Jadi apabila ada pejabat tingkat apapun, ini tidak berlaku adil. Maka dia melanggar sumpahnya. Dan sumpahnya selalu ada Alquran atau Injil di atasnya," kata JK.

"Jadi berat sekali hukumannya, bukan saja hukuman dunia tapi juga akhirat bagi siapa saja yang melaksanakan pemilu ini tidak sebaik baik dan seadil adilnya," sambung dia.

Berita Rekomendasi

Politisi senior Partai Golkar ini menilai, hendaknya semua pihak memiliki pandangan mewujudkan bangsa yang lebih baik.

Salah satu wujud nyata pembangunan bangsa yang baik, menurut dia, adalah terkait penyelenggaraan Pemilu 2024.

"Kita bisa berbeda. Beda pilihan politik, tapi tidak dalam berbeda pilihan negara. Itu yang penting," jelas JK.

Sebagai informasi, Ganjar dan Jusuf Kalla menggelar pertemuan secara tertutup lebih kurang lebih 1,5 jam.

Baca juga: Sudirman Said Sebut JK Tak Bisa Bergabung ke Timnas AMIN: Kami Ingin Jaga Netralitas PMI

Dalam pertemuan itu, turut hadir diantaranya Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo dan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas