Infrastruktur Terintegrasi di Kalsel Diyakini Bisa Tingkatkan Mobilitas Warga
Calon presiden Anies Baswedan menjanjikan pembangunan infrastruktur yang layak untuk wilayah Kalimantan Selatan
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden Anies Baswedan menjanjikan pembangunan infrastruktur yang layak untuk wilayah Kalimantan Selatan bila terpilih menjadi Presiden.
Pengamat perkotaan, Marco Kusumawijaya menanggapi pernyataan tersebut dengan menjabarkan pandangannya untuk rencana calon presiden nomor urut 1 itu.
"Banjarmasin dan Banjarbaru itu hanya berjarak sekitar 29 kilometer, dan keduanya berada atau tergantung kepada ekosistem 'Kawasan Sungai Pasang Surut' (Kasutpasut) yang sama, yaitu Sungai Barito dan Sungai Martapura. Jadi dalam hal makro lingkungan harus dikelola bersama," kata Marco, Selasa (5/12).
Menurutnya, pernyataan itu diperkuat dengan kejadian banjir tahun 2021 silam yang disinyalir akibat masalah di tata kelola air pada kedua kota.
"Banjir tahun 2021 (semoga) masih segar diingat orang. Kedua kota itu sama-sama terkena banjir, meskipun menurut sejarahnya Banjarbaru mulai resmi dibangun sejak 1950-an untuk menghindari banjir yang melanda Banjarmasin. Tahun 2021 itu menunjukkan kerusakan ekosistem yang sama yang melingkupi kedua kota itu," tutur Marco.
Baca juga: Warga Kalsel Jatuhkan Pilihan pada Anies-Muhaimin pada Pilpres 2024
Sependapat dengan Anies, Marco juga menyorot perlunya integrasi di sektor inflastruktur di Kalimantan Selatan.
"Sekarangpun kan bandara Syamsudin Noor itu melayani kedua kota, lebih dekat ke Banjarbaru, tetapi di tepiannya. Sejalan dengan itu, berbagai infrastruktur berskala besar dapat dibangun di kawasan antara kedua kota itu," tegasnya.
"Misalnya stadion atau prasarana dan sarana olahraga lainnya, rumah sakit provinsi, kampus-kampus perguruan tinggi, bahkan industri yang mengolah hasil setempat," lanjutnya.
Dengan dihubungkannya jalur angkutan berbasis rel yang modern baik ke Timur (Banjarbaru) maupun ke Barat (Banjarmasin), ujarnya, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan mobilitas transportasi masyakarat ataupun barang.
"Hal itu memperkuat kecenderungan yang sudah terjadi yaitu kesaling-tergantungan dan perkembangan yang sedang terjadi di antara keduanya. Jadi integrasi memperkuat sekaligus membuat perkembangan menjadi terencana, terkendali, dan menjadi maju," tandas Marco.
Menurutnya, dengan menjalankan pembangunan-bangunan infrastruktur itu akan sejalan dengan prinsip meningkatkan kota-kota pusat yang ada dibanding membangun satu kota baru Ibu Kota Nusantara (IKN). (***Fitrah***)