Prabowo Sudah Diingatkan Serang Balik Ganjar dan Anies Saat Debat Perdana Tapi Menolak
Hal tersebut diungkap Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko. Dia bercerita momen itu saat sela-sela jeda iklan debat perdana.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, sudah diingatkan menyerang balik Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan saat debat perdana di Pilpres 2024.
Akan tetapi Eks Danjen Kopassus itu menolak.
Hal tersebut diungkap Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko.
Dia bercerita momen itu saat sela-sela jeda iklan debat perdana.
Saat itu, TKN Prabowo-Gibran meminta Prabowo menyerang balik Ganjar dan Anies setelah melihat keduanya terus menyerang selama debat.
Namun usulan itu ditolak mentah-mentah oleh Prabowo.
"Ada godaan, ada godaan (serang balik Anies dan Ganjar) itu. Dan itu muncul di lapangan tadi. Kan kita tahu kita kerubungin Pak Prabowo, Pak ada serangan tadi gini, gimana kalau coba bapak nakal juga. Nakal dikit gitu ya," ucap Budiman dalam konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam.
"Apa kata Pak Prabowo? Nggak. Nggak mau saya. Saya nggak mau. Saya harus menghargai forum demokrasi politik ini," sambungnya.
Baca juga: Isi Obrolan Alam Ganjar dan Gibran di Jeda Debat Capres 2024, Singgung soal Persaingan Sehat
Hasilnya, kata Budiman, tim TKN Prabowo-Gibran memutuskan untuk tidak menyiapkan materi untuk serangan balik.
Baginya hal ini menunjukkan Eks Pangkostrad TNI itu bukanlah boneka.
"Beliau menunjukkan beliau bukan boneka. Beliau ada sebagai capres bukan untuk kami setir. Posisi kami adalah memberi masukan dan pada akhirnya penilaian lapangan kita serahkan kepada beliau," katanya.
Ia menuturkan bahwasanya Prabowo ingin adanya debat yang berkualitas di Indonesia.
Sebaliknya, Prabowo tidak ingin masuk ke dalam wilayah masa lalu masing-masing capres.
"Pak prabowo tidak mau seolah-olah beliau punya keunggulan super. Moral dengan cara misalnya Mas Ganjar ditanyakan soal e-KTP misalnya dan wadas. Yang rugi siapa? rakyat Indonesia hanya lihat mas Ganjar sebagai orang yang disalahkan di kasus e-KTP," tukasnya.