Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Strateginya Kerap Dikaitkan Prabowo, Bagaimana Bongbong Gunakan Tiktok Menangkan Pilpres Filipina?

Fenomena 'gemoy' yang menjadi brand politik Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ini dinilai mirip dengan yang terjadi di Pemilu Filipina 2022.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Strateginya Kerap Dikaitkan Prabowo, Bagaimana Bongbong Gunakan Tiktok Menangkan Pilpres Filipina?
Kolase Tribunnews
Ada yang menyebut gaya kampanye Prabowo Subianto mirip dengan Presiden Filipina, Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr yang memenangkan Pilpres di negara itu pada tahun 2022 lalu. 

Dikutip dari Kompas, Kemenangan Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr, dalam pemilu presiden 9 Mei lalu di Filipina menarik perhatian, sekaligus meninggalkan setumpuk pertanyaan bagi banyak orang. 

Setelah hampir 40 tahun setelah jatuhnya diktator Ferdinand Marcos Sr, kini Filipina seperti menulis sejarah baru.

Apakah rakyat Filipina sudah memaafkan (mengampuni) “dosa-dosa” ayahnya, Ferdinand Marcos Sr?

Sekadar informasi, Marcos yang menggenggam kekuasaan Filipina selama 21 tahun (1965-1986) dikenal sebagai diktator kejam, brutal, dan karena kekayaan haram besar yang dikumpulkan oleh keluarga Marcos dan kroni-kroninya.

Daya tarik video di TikTok, dan banyak video serupa lainnya, bisa menjelaskan mengapa Bongbong Marcos.

Dalam video-video yang beredar itu, Bongbong menunjukkan bahwa kekayaan besar keluarga Marcos bukan berasal dari penjarahan kas negara Filipina, namun dari pendapatan sebagai pengacara.

Video lain menegaskan bahwa Marcos adalah “presiden terbaik di dunia” selama ia menjabat.

BERITA TERKAIT

Secara keseluruhan, kisah-kisah tersebut memberikan wawasan tentang bagaimana Bongbong Marcos mampu memanfaatkan media sosial untuk menulis ulang sejarah pemerintahan ayahnya di Filipina.

Selain, generasi muda itu tidak mengetahui apalagi mengalami zaman Marcos, mereka sekarang hidup di zaman media sosial.

Media sosial memainkan peran sangat penting dan pengaruhnya pun sangat besar.

Para propagandis Bongbong Marcos Jr menggunakan media sosial untuk membersihkan sejarah, tujuannya untuk memberikan “penghargaan baru” terhadap Marcos Sr (Kyodo News, 8 Maret 2022).

Kampanye tersebut dimulai setidaknya satu dekade yang lalu. Mereka mengedit ratusan video lalu diunggah ke Youtube, yang kemudian diposting ulang di halaman Facebook.

Ini meyakinkan jutaan orang Filipina bahwa fitnah terhadap keluarga Marcos setelah kejatuhan mereka tidak adil, bahwa kisah-kisah keserakahan yang tak tertandingi itu tidak benar.

Meskipun Facebook tetap menjadi platform media sosial yang dominan di Filipina, TikTok dengan cepat menjadi sumber yang banyak digunakan untuk berbagi berita dan pandangan politik di negara berpenduduk 110 juta jiwa di Asia Tenggara.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas