Jokowi Terkesan Buntuti Kampanye Ganjar, PDIP: Prabowo Kan Tidak Bisa Blusukan
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini menuturkan, gaya blusukan seperti Jokowi dan Ganjar tak bisa diikuti capres nomor urut 2,
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto membuka suara mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terkesan membuntuti kampanye calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo.
Di mana, Ganjar berkampanye di Kabupaten Demak dan Jepara, Jawa Tengah pada hari ini.
Sedangkan, Jokowi melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Purworejo untuk resmikan terminal hingga jembatan.
Hasto pun memandang hal tersebut sebagai bukan suatu masalah, namun menunjukkan keduanya terbiasa untuk melakukan blusukan.
“Kalau kemudian Pak Jokowi itu terkesan di belakang Pak Ganjar, Pak Ganjar datang ke Jawa Tengah, lalu Pak Jokowi datang ke Jawa Tengah, ya sebagaimana kata Pak Ganjar, ‘ya itu bagus’,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini menuturkan, gaya blusukan seperti Jokowi dan Ganjar tak bisa diikuti capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
“Karena yang memang bisa blusukan adalah Pak Ganjar dan Pak Jokowi. Pak Prabowo kan tidak bisa blusukan,” ujar Hasto.
Baca juga: Ramai Anies Bubble Layaknya Fans Kpop, TKN Prabowo-Gibran Ogah Latah Ikut-ikutan
Hasto menegaskan, hal ini semakin membuat rakyat tahu bahwa pemimpin nasional yang bergerak cepat dan blusukan adalah sosok Ganjar dan Jokowi.
Di mana, kata dia, blusukan itu tak mudah diikuti dengan asal turun ke bawah, namun harus terbiasa.
“Jadi, akhirnya rakyat bisa melihat bagi republik ini, pemimpin nasional yang bergerak cepat yang bisa blusukan itu Pak Jokowi dan Pak Ganjar, Pak Ganjar dan Pak Jokowi. Dan blusukan itu tidak bisa diwakilkan," ucap Hasto.
“Blusukan ini merupakan cermin, cermin komitmen kepemimpinan untuk turun ke bawah. Dan tidak mudah untuk bisa turun ke bawah apalagi tidur di rumah rakyat,” sambungnya.