Pengamat Menilai Keamanan Papua Lebih Penting Dibahas di Debat Capres Dibanding Laut Cina Selatan
Pengamat Politik Universitas Nasional Selamat Ginting menilai masalah Keamanan Papua lebih penting dibahas di Debat Capres dibanding Laut Cina Selatan
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Garudea Prabawati
Pembenahan yang bersifat communability ini bertujuan agar suku cadang dan atau logistik alutsista yang diadakan oleh suatu angkatan dapat memenuhi kebutuhan angkatan lainnya.
Contoh suku cadang tank milik Angkatan Darat dapat digunakan oleh panser Korps Marinir.
Amunisi meriam kaliber 40 mm Angkatan Laut dapat mendukung kebutuhan pesawat tempur Angkatan Udara.
Baca juga: Soroti Adu Data Dalam Debat Pilpres 2024, Analis Lab 45: Menarik Jika Prabowo Bisa Sajikan Data Lain
"Menggunakan Operation Research, maka pembenahan Alutsista tersebut dituntut mencapai level yang Minimax, yaitu yang minimal dari semua kondisi maksimal," tuturnya.
Lebih jauh Nuning berpendapat pada prinsipnya pembenahan alutsista sebelum MEF ditujukan untuk efisiensi sedangkan pembenahan alutsista setelah MEF ditujukan untuk optimalisasi (efektif dan efisien).
Pembenahan Alutsista TNI setelah MEF membutuhkan profesionalitas prajurit TNI dari ketiga angkatan yang terintegrasi.
"Artinya, sistem pendidikan dan latihan (Diklat) prajurit TNI harus dibenahi sesuai dengan operational requirement dan technical specification alutsista yang diadakan setelah MEF," tuturnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pengamat Sayangkan Debat Capres Tak Bahas Masalah Keamanan di Papua.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Muhammad Zulfikar)(Tribun Jakarta/Elga Hikari Putra)