Dialog dengan Capres, Kadin: Dunia Usaha Butuh Kepastian Menyusun Rencana Bisnis Jangka Panjang
Kadin telah membuat peta jalan (roadmap), yang dapat dijadikan sebagai panduan dunia usaha dan swasta
Editor: Erik S
Pertama, pelaku UMKM harus mengetahui terlebih dulu produk apa saja yang dikategorikan unggulan. Setelah product knowledge dikuasai, pemerintah akan memberikan assessment.
“Di sinilah nanti pemerintah akan memberikan pelatihan. Setelah UMKM mulai, kemudian pemerintah akan membantu membuka akses agar UMKM bisa mendapatkan pembiayaan dengan bunga yang rendah,” jelas Ganjar.
Ketiga, setelah UMKM naik kelas, pemerintah akan memberikan pendampingan sehingga pelaku UMKM dapat memasarkan produknya baik di dalam maupun luar negeri.
Pada dialog yang dimoderatori ekonom Aviliani, Ganjar menanggapi sejumlah pertanyaan pelaku usaha mengenai sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta, yang saat ini belum optimal dan bahkan terkesan bersaing.
Menurut pandangan Ganjar, BUMN pada dasarnya tidak melulu bicara soal laba, tetapi menjadi pioner sektor-sektor yang belum berkembang.
“Apabila ada sektor mulai tumbuh, sepatutnya dipercayakan untuk melibatkan swasta dalam pengembangan selanjutnya. Jadi, kalau ada BUMN yang punya turunan bukan hanya anak usaha, juga cucu-cucu bahkan cicit-cicit perusahaan dan bersaing dengan swasta. Ini yang harus diperbaiki,” ujar Ganjar.
Sementara itu, isu-isu terkait energi bersih, Ganjar menjelaskan bahwa peralihan ke energi bersih perlu dilakukan secara bertahap. Saat ini, Indonesia masih mempunyai sederet sumber daya alam fosil yang dimanfaatkan.
Baca juga: Ganjar Pranowo Siap Hadiri Undangan KPK untuk Adu Gagasan Antikorupsi
Di sisi lain, masih ada potensi energi di dalam negeri yang dapat dimanfaatkan secara optimal, seperti energi panas bumi (Geothermal).
Ganjar menyatakan, dalam upaya mempercepat peralihan, pemerintah akan menjalin kemitraan erat dengan negara lain.
"Di Laut Tiongkok Selatan, Blok Alpha Delta di Laut Natuna, saya sampaikan itu dieksploitasi. Karena, satu, kita dapat gasnya. Kedua, geopolitiknya kita menguasai. Ketiga, lapisan pertahanannya akan kita bikin di sana. Jadi dapat ketiga-tiganya dan menyerap tenaga kerja," tutur Ganjar.
Ganjar Siap Dorong Sejumlah Kebijakan Strategis Perkuat Industri Farmasi Nasional
Ganjar Pranowo akan mendorong sejumlah kebijakan strategis memperkuat industri farmasi nasional yang berdaulat.
Ke depan, menurutnya Indonesia akan menghadapi situasi ekonomi yang sangat dinamis. Selain itu pandemi Covid-19 menurutnya menjadi pelajaran berharga, dan masalah sejenis bisa saja terulang di masa depan.
Baca juga: Pengamat Militer Soroti Niat Ganjar Pranowo soal Kesejahteraan Prajurit TNI/Polri
Di sisi lain pihaknya pun menyimpan keresahan. Sebab, sampai saat ini Indonesia masih mengimpor 90% bahan baku untuk industri farmasi.
Belum lagi hanya ada empat industri petrokimia yang dimiliki Indonesia untuk mendukung farmasi. Sementara negara tetangga seperti Vietnam telah mempunyai 29 industri petrokimia.
Oleh karena itu, Ganjar berkomitmen untuk menambah industri petrokimia guna memenuhi bahan baku farmasi/obat-obatan.