Soal Umpatan Prabowo, SETARA Institute: Mestinya Dia Menyanggah Saat Debat Capres
Prabowo menyebut data yang disebutkan Anies adalah keliru karena lahan itu adalah milik negara.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - SETARA Institute buka suara soal umpatan yang dilontarkan Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, saat memberikan sambutan di acara konsolidasi relawan se-provinsi Riau di GOR Remaja, Pekanbaru, Selasa (9/1/2024) lalu.
Umpatan tersebut diduga disampaikan Prabowo imbas pernyataan Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menyinggung kepemilikan lahan milik Prabowo seluas 340.000 hektare, dalam debat ketiga capres.
Prabowo menyebut data yang disebutkan Anies adalah keliru karena lahan itu adalah milik negara.
Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan mengatakan jika Prabowo Subianto menemukan kekeliruan atas data yang disampaikan Anies Baswedan maka seharusnya Menteri Pertahanan RI itu menyanggah pernyataan Anies di dalam debat ketiga capres-cawapres, beberapa waktu lalu.
"Itu forum Debat Pilpres. Maka kalau ada data salah yang disampaikan oleh satu kandidat, maka kandidat yang lain yang merasa diserang mesti secara terbuka meng-counter dan mengoreksi data tersebut," kata Halili saat dihubungi Tribunnews.com pada Jumat (12/1/2024).
"Daripada mengumpat di luar forum debat, mestinya dia menyanggah di forum debat semua data yang menurutnya tidak tepat itu," sambungnya.
Baca juga: TKN Yakini Umpatan Prabowo Tak Masuk Kategori Pidana: Tak Ada Unsur Hinaan
Halili justru menilai, umpatan Prabowo yang dilontarkan di luar debat malah terkesan menyerang pribadi kandidat lain.
Sementara itu, Halili kemudian menyoroti komentar Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap debat ketiga capres-cawapres, yang menyebut para paslon saling menyerang pribadi.
Menurut Halili, kritik Presiden Jokowi itu tak relevan melihat adanya umpatan yang disampaikan Prabowo tersebut.
"Dalam konteks itu, semakin tampak bahwa komentar Jokowi soal debat yang menyerang pribadi itu tidak relevan dan semakin menampakkan bahwa Presiden tidak netral," ucapnya.
Sehingga, Halili menduga, adanya keberpihakan Jokowi terhadap salah satu paslon membuatnya harus bersikap memproteksi pasangan calon yang didukungnya.
Untuk diketahui, putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto di 2024.
"Komentar Jokowi hanya menegaskan apa yang ada dalam alam bawah sadarnya bahwa dia berpihak pada salah satu paslon dan dia harus memproteksi paslon itu," kata Halili.