Ganjar Rajin Kampanye di Jateng-Jatim, Hasto: Banyak Intimidasi & Pengerahan Instrumen Kekuasaan
Hasto mengatakan, berdasarkan laporan dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) bidang hukum bahwa terjadi praktik intimidasi lewat instrumen kekuasaan
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto kembali angkat bicara soal Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang rajin berkeliling kampanye ke wilayah Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).
Hasto mengatakan, berdasarkan laporan dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) bidang hukum bahwa terjadi praktik intimidasi lewat instrumen kekuasaan agar berhadapan dengan pasangan Ganjar-Mahfud.
Baca juga: Menakar Peluang Bersatunya Anies dan Ganjar di Putaran Kedua, Intip Kekuatannya saat Berkoalisi
Hal itu disampaikan Hasto saat ditanya wartawan soal alasan Ganjar Pranowo rajin keliling di wilayab Jateng dan Jatim.
"Jadi mengapa Pak Ganjar-Mahfud datang ke Jatim dan Jateng karena dua wilayah ini, berdasarkan laporan tim hukum kami, terjadi banyak praktik pengerahan dari instrumen kekuasaan untuk memenangkan, dan berhadapan dengan Pak Ganjar dan Prof. Mahfud," kata Hasto usai mengunjungi pameran lukisan karya Budi Ubrux bertajuk ‘Ratu Adil’ di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024).
Baca juga: Puan Maharani Akui Kubu Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin Jalin Komunikasi
Lebih lanjut, Hasto pun mengulas buku 'Ratu Adil' berisi pesan yang menunjukan penindasan tidak akan pernah berhasil.
"Kekuatan seperkasa Orde Baru pun bisa rontok, meskipun muncul fenomena new Orde Baru itu kembali hadir. Karena dibalik intimidasi itu memunculkan harapan," ucap Hasto.
Sekretaris TPN ini mengatakan, seluruh tekanan dan intimidasi justru menjadi energi juang pasangan Ganjar-Mahfud serta PDIP, PPP, Perindo, Hanura, Tim Pemenangan Nasional serta relawan untuk terus menyatu bersama rakyat.
"Kekuatan akar rumput akan selalu menampilkan suatu harapan dan tradisi dalam menyikapi bentuk praktik-praktik politik kekuasaan yang tidak demokratis," tegas Hasto.