Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Elektabilitas Prabowo-Gibran Stagnan di Survei Indikator, Airlangga: Sudah Hampir-hampir

Menurut Airlangga, capres-cawapres yang elektabilitasnya stagnan justru pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Elektabilitas Prabowo-Gibran Stagnan di Survei Indikator, Airlangga: Sudah Hampir-hampir
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menghadiri konsolidasi pemenangan Pileg dan Pilpres 2024 di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis, (18/1/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menilai angka 45 persen elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran hasil survei Indikator Politik Indonesia tidaklah menunjukkan stagnanasi.

Angka tersebut, kata dia, menunjukan peningkatan dan hampir menyentuh target 50 persen plus satu agar memenangi Prabowo-Giran pada Pilpres 2024 dalam satu putaran.

"Kalau 45 (persen) enggak stagnan, (justru) sudah hampir-hampir," katanya usia menghadiri acara konsolidasi Golkar di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis, (18/1/2024).

Menurut Airlangga, capres-cawapres yang elektabilitasnya stagnan justru pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

"Kalau stagnan itu yang di bawah," katanya.

Survei Indikator: Prabowo Unggul, Banyak Pemilih Belum Punya Pilihan

Hasil temuan lembaga survei Indikator Politik Indonesia terkait elektabilitas calon presiden yang dilakukan sebelum debat ketiga Pilpres 2024 menempatkan elektabilitas calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto di posisi pertama.

Berita Rekomendasi

Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Prof. Burhanuddin Muhtadi M.A, Ph. D, mengatakan simulasi Top of Mind biasanya digunakan untuk mengukur loyalitas dan spontanitas responden terhadap capres pilihannya ketika survei itu dilakukan.

Baca juga: Survei Elektabilitas Terbaru: Prabowo-Gibran Memimpin, Disusul Anies-Cak Imin, Ganjar-Mahfud Menurun

Baca juga: Daftar Nama 83 Lembaga Survei dan Hitung Cepat Pemilu 2024 yang Mendaftar ke KPU, Berikut Statusnya

Berdasarkan simulasi survei Top Of Mind Pilihan Presiden pada survei tersebut, kata dia, Prabowo meraih 41,4 persen.

Hal tersebut disampaikannya saat merilis hasil  survei nasional bertajuk "Dinamika Elektoral di Tingkat Nasional dan 13 Provinsi Kunci" yang disiarkan di kanal YouTube Indikator Politik Indonesia pada Kamis (18/1/2024).

"Dan dari data kita tahu ternyata Prabowo sekarang sudah konsisten memuncaki klasemen survei berdasarkan simulasi Top of Mind dengan perolehan 41,4 persen," kata dia.

"Disusul, ini survei kali pertama kami secara tatap muka, di mana Anies secara Top of Mind menyalip Ganjar Pranowo dengan perolehan 23,2 persen dibanding 20,6 persen," sambung dia.

Sementara itu, kata dia, masih ada 13,4 persen responden yang tidak tahu atau tidak menjawab.

Baca juga: Wacana Berkoalisi di Putaran Kedua Pilpres, Ganjar Sebut Juga Jalin Komunikasi dengan Kubu Prabowo

Menurutnya, jumlah tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin menuju hari pencoblosan maka akan semakin sedikit jumlah responden yang tidak tahu atau tidak menjawab.

"Dan ingat, secara Top of Mind, jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan secara spontan tinggal 13,4 persen. Dan itu sesuai dengan teori. Teorinya, semakin dekat dengan hari H, jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan makin mengecil," kata dia.

Berdasarkan tren simulasi survei Top Of Mind Indikator Politik Indonesia, kata dia, selisih antara Prabowo dengan dua rivalnya yaitu Anies dan Ganjar semakin jauh sejak akhir Oktober 2023 hingga awal November 2023.

Menurutnya, penyebab kenaikan elektabilitas Prabowo secara eksponensial per akhir Oktober adalah pendaftaran Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka ke KPU.

"Jadi Gibran, putra Presiden Jokowi meski lahir melalui proses di MK yang kontroversial ternyata secara elektoral sangat positif buat Pak Prabowo. Dan itu terlihat, angkanya, Gibran mampu membuat Pak Prabowo naik secara cepat terutama dalam beberapa bulan terakhir," kata dia.

"Sementara yang paling dirugikan adalah Mas Ganjar. Jadi meskipin Pak Jokowi dan Mas Ganjar ada banyak kesamaan dari sisi partai, dari sisi asal wilayah, dari sisi karakter sifat, tapi ternyata darah lebih kental daripada air. Orang lebih melihat hubungan darah ketimbang hubungan yang lain," sambung dia.

Rangkuman hasil survei terbaru elektabiltas capres-cawapres pada bulan Desember 2023. Prabowo-Gibran ungguli Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.
Rangkuman hasil survei terbaru elektabiltas capres-cawapres pada bulan Desember 2023. Prabowo-Gibran ungguli Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. (Tribunnews/KPU)

Sementara itu, kata dia, untuk simulasi survei 3 nama, hasilnya adalah Prabowo kembali unggul di peringkat pertama dengan jumlah yang signifikan secara statistik dibandingkan dua rivalnya.

Prabowo meraih dukungan sebesar 45,2 persen responden.

"Lagi-lagi konsisten Pak Prabowo (45,2 persen) masih unggul di peringkat pertama dengan jumlah yang signifikan secara statistik dibanding dua rivalnya," kata dia.

"Dan Anies lagi-lagi konsisten berada di peringkat kedua menyalip elektabilitas Mas Ganjar dengan perolehan 25,29 persen dibanding dengan 22,55 persen. (Tidak tahu/tidak jawab 6,94 persen)," sambung dia.

Baca juga: Airlangga Perintahkan Kader Golkar Hindari Kata Satu dan Ganti dengan Sekali

Namun, Burhanuddin menjelaskan meskipun Anies menyalip Ganjar secara statistik, tidak bisa dikatakan Anies berada di atas Ganjar.

Hal tersebut, kata dia, karena Margin of errornya 2,9 persen.

"Artinya, Mas Ganjar pun secara statistik tidak beda dengan Mas Anies," kata dia.

Tren simulasi 3 nama yang tercatat oleh Indikator Politik Indonesia, memperlihatkan ada pergerakan terutama pada dua capres yakni Prabowo dan Ganjar.

Ketika elektabilitas Prabowo naik, kata dia, maka yang paling terpukul adalah elektabilitas Ganjar.

Situasi tersebut, kata dia, kemudian dimanfaatkan oleh Anies dengan menyalip Ganjar yang trennya masih menunjukkan penurunan.

Menurutnya, situasi tersebut juga berpeluang punya dampak dengan potensi pemilu satu putaran atau dua putaran.

Burhanuddin memandang hal tersebut karena apabila elektabilitas Ganjar turun terus sampai di bawah 20 persen maka potensi satu putaran masih terbuka.

Akan tetapi, menurutnya apabila elektabilitas Ganjar mampu pulih dan masih di atas 20 persen, sementara elektabilitas Anies sedikit di atas Ganjar maka potensi dua putaran akan terbuka serta potensi satu putaran akan dibendung.

"Poin saya adalah elektabilitas Mas Anies sangat tergantung juga oleh elektabilitas Mas Ganjar. Jadi Mas Anies bisa masuk ke putaran kedua, kalau elektabilitas Mas Ganjar tidak seterpuruk itu," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas