Prabowo Kasih Nilai 9,9 ke Gibran Rakabuming atas Performa di Debat Cawapres Kedua
Prabowo Subianto memuji performa pasangannya, Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres kedua yang digelar KPU RI, Minggu (21/1/2024) malam.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden RI (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto memuji performa pasangannya, Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres kedua yang digelar KPU RI, Minggu (21/1/2024) malam.
Prabowo yakin, penilaian publik terhadap Gibran Rakabuming akan tinggi seusai debat.
"Saya kira rakyat kasih nilai tinggi ya," kata Prabowo saat ditemui awak media di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (22/1/2024).
Sementara secara pribadi, Prabowo memberikan nilai hampir sempurna terhadap performa anak sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu.
Prabowo memberikan nilai 9,9 dari skala 10. Nilai ini serupa dengan yang pernah diberikan Prabowo kepada Gibran saat debat cawapres perdana sebelumnya.
"Kalau saya, nilai saya kemarin, sama dengan yang dulu lah 9,9," kata Prabowo.
Sebelumnya, Calon wakil presiden RI (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka memfokuskan soal penanganan beragam tantangan yang terjadi atas kondisi lingkungan di Indonesia.
Kata Gibran, upaya yang menjadi ujung tombak bagi pihaknya dalam menangani tantangan zaman ke depan adalah dengan melakukan hilirisasi.
Pernyataan itu disampaikan Gibran dalam closing statement di agenda debat cawapres kedua yang digelar Minggu (21/1/2024).
"Saya tidak akan bosan-bosan membahas hilirisasi, dengan hilirisasi kita akan keluar dari middle income trap, dengan hilirisasi kita akan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, dengan hilirisasi kita akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya," kata Gibran di JCC Senayan, Jakarta.
Baca juga: Prabowo Hadir di Acara ETAS, Boy Thohir: 1/3 Perekonomian Indonesia Jadi Semangat Sekali Putaran
Akan tetapi kata Gibran dalam melakukan hilirisasi itu perlu juga diperhatikan soal kondisi sekitar.
Jangan sampai kata dia, malah menjadikan rakyat sebagai korban karena tidak seimbangnya kondisi alam.
"Tantangannya bagaimana kita mencari titik tengah keseimbangan lanjutkan hilirisasi tapi wajib menjaga lingkungan," kata Gibran.
"Tingkatkan produktivitas pertanian dan sektor maritim tapi wajib menjaga keseimbangan alam," lanjutnya.
Tak hanya itu, Gibran tak memungkiri kalau krisis iklim yang saat ini mulai terjadi akan menimbulkan dampak hebat bagi kondisi alam Indonesia ke depan.
Salah satu dampaknya yakni meningginya muka air laut serta kekeringan yang ancamannya semakin nyata.
"Tentunya dalam pelaksanaannya dipikirkan aspek lingkungan keberlanjutan dan sosialnya. Dampak perubahan iklim semakin nyata, banjir, kekeringan, kenaikan air laut ini adalah ancaman nyata dan sudah di depan mata," beber dia.
Dalam posisi ini, Gibran menegaskan kalau solusi dalam upaya menyelesaikan tantangan zaman sekarang harus dilakukan dengan upaya yang kekinian juga.
"Tantangan ini merupakan tantangan zaman now membutuhkan solusi zaman now. Sekali lagi tantangan zaman now membutuhkan solusi zaman now," kata dia.
Oleh karenanya menurut Gibran, pelibatan anak muda menjadi penting dalam upaya menangani apa yang akan menjadi permasalahan tersebut.
Hanya saja, Gibran tidak membeberkan secara detail pelibatan anak muda yang dimaksudnya itu.
Dirinya hanya menegaskan kalau sejauh ini, sosok calon pemimpin yang mempertahankan peran anak muda hanyalah Prabowo Subianto.
"Tentunya anak anak zaman now perlu lebih banyak dilibatkan, terimakasih Pak Prabowo sebagai senior dan teladan paling banyak melibatkan anak anak zaman now," sambung Gibran.
"Semoga debat malam ini memberi gambaran tentang kemana arah bangsa ini melangkah.
Langkah awal menuju Indonesia Emas, datang ke TPS coblos nomor 2 Prabowo-Gibran," tukas dia.
Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI malam ini menggelar debat keempat yang diikuti oleh cawapres malam ini. Tema yang diusung didebat keempat ialah Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup, Sumber Daya Alam dan Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, dan Desa.