Soal Rencana Mahfud MD Mundur dari Kabinet, Hasto: Ingin Menunjukkan Kekuasaan untuk Rakyat
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, buka suara perihal rencana Mahfud MD untuk mundur dari jabatannya sebagai Menko Polhukam.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Akan tetapi, sambung Sekjen PDIP itu, keteladanan tersebut tidak berhasil diwujudkan karena ada pihak yang menyalahgunakan kekuasaan.
"Pada awalnya Prof Mahfud akan memberikan suatu keteladanan bahwa kita bisa meningkatkan kualitas demokrasi kita."
"Di mana Prof Mahfud sebagai calon itu mampu membedakan mana kampanye yang tidak boleh menggunakan fasilitas negara, mana tugas-tugas negara, tetapi kemudian kita lihat keteladanan yang mau diwujudkan itu ternyata tidak berhasil dilakukan karena justru berbagai pihak malah menyalahgunakan kekuasaan yang seharusnya netral," ungkapnya.
Sementara itu, niat Mahfud MD untuk mengundurkan diri dari Kabinet Indonesia Maju sudah direspons oleh Presiden Jokowi.
Dia mengatakan, bahwa mengundurkan diri merupakan hak yang dimiliki oleh Mahfud. Jadi, Jokowi menghargai hal itu.
"Ya, itu hak dan saya sangat menghargai," kata Jokowi di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu.
Jokowi menyampaikan pandangannya itu usai mengikuti acara penyerahan pesawat Super Hercules C-130J-30.
Acara itu dihadiri oleh Menhan Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, KSAD Jendaral Maruli Simanjuntak, KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, KSAL Laksamana Muhammad Ali, dan Ketua Komisi I Meutya Hafid.
Komentar Pakar
Dosen Ilmu Politik dan Internasional Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menilai langkah Mahfud untuk mengundurkan dari kabinet sebagai bentuk mosi tidak percaya kepada pemerintah.
"Setelah beberapa kali merasa dipermalukan oleh cawapres 02 Gibran, rencana mundurnya Mahfud ini merupakan bentuk mosi tidak percaya terhadap independensi, netralitas, termasuk kredibilitas pemerintahan yang selama ini ia berada di dalamnya," ungkapnya, Rabu, dikutip dari WartaKotalive.com.
Menurut Ahmad, sikap tak percaya Mahfud sudah terlihat jelas lewat narasi dan basis argumen yang dikemukakannya dalam dua kali debat cawapres.
Pria berusia 66 tahun itu mengkritisi kebijakan dan komitmen kerakyatan pemerintahan Presiden Jokowi.
"Sikap kritis Mahfud itu merepresentasikan sikap PDIP yang saat ini juga semakin keras kepada Jokowi," ujarnya.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) ini berpendapat, apabila mundur, Mahfud bakal memiliki ruang yang lebih leluasa untuk mengonsolidasikan kekuatan di sisa waktu jelang Pilpres 2024 yang dilangsungkan pada 14 Februari 2024 mendatang.