H-5 Pencoblosan Pilpres 2024, Anies Kritik Politik Dinasti, Ganjar Kritik Demokrasi Berjalan Keliru
Kompak kritik pemerintah, Anies Baswedan kritik soal politik dinasti, Ganjar Pranowo soal kondisi demokrasi di Indonesia yang berjalan keliru.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Nuryanti
Karena saat ini menurutnya banyak orang yang mendapat posisi karena koneksi.
"Kita mau pemerintahan yang bersih yang bukan dinasti dinastian. Betul? kita ingin anak-anak muda dapat posisi karena prestasi bukan karena koneksi,” ujar Anies.
"Sekarang ini banyak yang dapat posisi karena koneksi. Lah Kalau tidak punya paman bagaimana?" tandasnya.
Ganjar Pranowo Nilai Demokrasi Indonesia Berjalan di Rel Keliru
Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo mengungkapkan, kegelisahannya atas kondisi demokrasi di Indonesia, yang dinilai berjalan tidak sesuai nilai dan kaidah yang berlaku.
Ganjar juga menyoroti sejumlah pelanggaran yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU), serta suara masyarakat sipil yang semakin tidak didengarkan.
“Nah, kalau MK-nya kena problem etika, KPU-nya kena problem."
"Etika apa yang mau dibicarakan dalam demokrasi kita, sebagai negara demokrasi yang cukup besar?” kata Ganjar saat berbicara pada Podcast “Speak Up” yang dikelola Abraham Samad pada Jumat (9/2/2024).
Baca juga: Jelang Kampanye Akbar Terakhir Ganjar-Mahfud, TPN Bersama Kelompok Rentan Akan Kumpul di Semarang
“Dan, kemudian ya peringatan kemarin. Satu, dua dan tiga enggak didengarkan. Kampus bicara, tokoh agama bicara. Semuanya bicara."
"Maka, ini sebenarnya gejala yang nampak bahwa demokrasi tidak baik-baik saja. Bagi yang merasa punya nilai dan melihat ini sedang berjalan di jalan atau rel yang keliru."
"Dia berbicara, mengingatkan. Dan, peringatan ini, mustinya didengarkan atau kita sedang mempertaruhkan demokrasi kita,” tutur Ganjar.
Pada kesempatan yang sama, manta Gubernur Jawa Tengah itu juga menjawab pertanyaan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad terkait pernyataan penutupnya pada debat Capres terakhir, Minggu (4/2/2024), yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center (JCC).
Baca juga: Survei Indikator Tunjukkan Tren Elektabilitas Prabowo Cenderung Naik, Anies Stagnan, Ganjar Turun
Saat menyampaikan pernyataan penutup, pada Debat Capres pamungkas itu, Ganjar mengingatkan kembali pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Debat Capres 2019, untuk tidak memilih pemimpin yang diktator dan memiliki rekam jejak pelanggaran HAM.
“Itu yang disampaikan Pak Jokowi ya. Saya sebenarnya mengutip saja. Maksud saya, gini Pak Abraham, agar kita tidak pendek ingatan."
"Kita jangan mudah lupa. Jangan amnesia dan ada fakta, ada jejak digital,” jelasnya.