Hasil Survei Indikator Politik Terbaru Tunjukkan Potensi Pemilu Satu Putaran
Burhanuddin Muhtadi mengatakan dalam simulasi survei Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka meraih elektabilitas sebesar 51,8%.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Survei terbaru Charta Politika ini digelar oleh Charta Politika pada 4-11 Januari 2024 dengan 1.220 responden yang berusia di atas 17 tahun dan tersebar di seluruh provinsi Indonesia.
“Pasangan Prabowo Gibran itu (unggul) hampir merata di seluruh zona wilayah,” kata Peneliti Utama Charta Politika, Nahrudin ketika memaparkan hasil survei dikutip dari kanal YouTube Charta Politika Indonesia, Senin (22/1/2024).
Hasil survei mengungkap Prabowo dan Gibran ungguh di wilayah Sumatera, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Namun, Prabowo-Gibran masih kalah di wilayah Jawa Tengah (Jateng) dan Dearah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dalam survei ini, elektabilitas Prabowo dan Gibran menempati urutan tertinggi pertama dengan angka 42,2 persen.
Di urutan kedua diduduki oleh Ganjar dan Mahfud dengan elektabilitas di angka 28 persen.
Kemudian, pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di angka 26,7 persen.
2. LSI Denny JA: Satu Putaran
Survei LSI Denny JA memprediksi Pilpres 2024 diprediksi bisa berlangsung satu putaran.
Hal itu dikarenakan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming sudah melewati magic number, alias 50 persen plus 1.
Hasil survei itu dipaparkan oleh peneliti LSI Dennya JA, Adjie Al Faraby, Selasa (30/1/2024).
Metode penentuan sampel yakni multi stage random sampling, didapatkan 1.200 responden.
Teknik pengumpulan data yakni wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Dalam survei ini margin of error +-2,9 persen.
Dalam survei ini dilakukan simulasi kertas suara dengan tiga pasangan peserta Pilpres 2024, berikut hasilnya:
- Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 50,7 persen
- Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 22 persen
- Ganjar Pranowo- Mahfud Md 19,7 persen
- Suara tidak sah 0,7 persen
- BM/Rahasia/TT/TJ 6,9 persen