Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran Bantah Berita Korupsi, Yusril: Ini Adalah Pembusukan Politik

Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran Yusril Ihza membantah berita korupsi yang beredar dan sebut ini adalah pembusukan politik jelang Pemilu 2024

Editor: Content Writer
zoom-in Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran Bantah Berita Korupsi, Yusril: Ini Adalah Pembusukan Politik
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra berpose usai memberikan paparan saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis (12/10/2023). Yusril Ihza Mahendra menyatakan kesiapannya untuk mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden. Selain memiliki pengalaman eksekutif bersama lima presiden Indonesia, Yusril berpotensi menjaring 43 juta suara nasional pemilih yang berada di Pulau Sumatera. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra membantah seluruh isi pemberitaan Meta Nex dengan judul ‘Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation’ yang terbit pada Jumat (9/2/2024).

Dalam pemberitaan itu, Prabowo disebut terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai 55,4 juta USD dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. 

Adapun uang itu disebut-sebut dijadikan modal Prabowo untuk maju ke pilpres 2014. Berita dari sumber itu kemudian dikutip oleh berbagai media di tanah air.

Yusril memastikan informasi terkait adanya investigasi dugaan korupsi dalam pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar adalah hoaks.

"Berita tersebut adalah hoaks terbesar yang dilakukan media asing jelang pencoblosan tanggal 14 Februari mendatang. Berita hoaks tersebut adalah sebuah pembusukan politik,” tegas Yusril yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu. 



Yusril menjelaskan, pembelian pesawat bekas dengan Qatar itu tidak pernah dilaksanakan karena keterbatasan anggaran negara. 

Meskipun perjanjian telah disepakati, lanjut Yusril, namun pemerintah Indonesia tidak jadi membeli pesawat bekas tersebut. 

BERITA REKOMENDASI

“Tidak ada penalti apapun kepada pemerintah RI akibat pembatalan itu,” jelas Yusril.

Baca juga: Survei Terbaru Sebut Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran, Pemilih Didominasi Kaum Milenial

Guru besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia itu menambahkan, pemerintah Qatar memang menginginkan Indonesia membeli pesawat bekas tersebut secara tunai, namun pemerintah Indonesia ingin membelinya dengan cara kredit. 

“Sebab itu, kita menggunakan agen perusahaan dari Republik Czech. Namun karena keterbatasan anggaran kita, pembelian dengan cara utang itupun akhirnya tidak jadi dilaksanakan,” ujar Yusril.

Yusril pun membantah soal investigasi yang dilakukan badan anti korupsi Uni Eropa kepada Menhan Prabowo terkait pembelian pesawat bekas tersebut. Ia pun memastikan tidak ada pemeriksaan kepada Prabowo.

“Kalau investigasi itu ada, maka pihak Qatar dan agen dari Czech juga akan lebih duluan diinvestigasi, tetapi hal itu tidak terjadi. Penulis berita Jhon William dan media yang memberitakannya bukanlah media mainstream yang kredibilitas pemberitaannya dapat dipercaya. Pemberitaan dari media mainstream di luar negeri ternyata tidak ada,” ucapnya.

Yusril pun mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak begitu saja mempercayai berita yang sumbernya tidak kredibel. 

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan pemberitaan-pemberitaan yang berisi pembusukan politik. 



"Tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran kini begitu tinggi, pasangan ini diprediksi akan menang. Karena itu pembusukan politik mulai dihembuskan untuk merusak kredibilitas Prabowo,” tutupnya. (***Deska***

Baca juga: 24 Ribu Kader Golkar Ramaikan Kampanye Akbar Prabowo-Gibran Hari Ini di GBK

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas