Anies-Ahok atau Ahok-Anies? Pengamat: Apa Anies Mau Turun Kelas dari Capres ke Cawagub Ahok?
Menguat wacana duet Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Penulis: Hasanudin Aco
"Jangan-jangan kalau digabungkan justru yang terjadi kimiawinya, senyawanya negatif. Alih-alih menambah suara tapi malah menurunkan," ujar Burhanuddin di program Kompas Petang KOMPAS TV, Selasa (7/5/2024).
Hambatan kedua, garis perjuangan Anies berbeda dengan garis idiologi PDI-P. Hal itu jugalah yang membuat Pilkada DKI 2017 melahirkan kompetisi elektoral sangat panas.
Ketiga, hambatan teknis.
Burhanuddin menjelaskan ketika keduanya dipasangkan. Hambatan teknis tersebut adalah siapa yang akan menjadi calon gubernur, siapa yang menjadi calon wakil gubernur.
Menurut Burhanuddin belum tentu Ahok bersedia menjadi wakil Anies. Begitu pula sebaliknya.
"Pertanyaannya apakah Anies bersedia sudah turun peringkat, sebelumnya capres jadi cawagubnya Ahok, gitu kan," ujarnya.
Di sisi lain Burhanuddin menjelaskan meski punya perbedaan yang sangat mendasar, keduanya memiliki kesamaan.
Pertama, Anies dan Ahok merupakan bagian dari tiga tokoh yang punya elektabilitas tinggi.
Hal itu bisa dilihat dari hasil survei terakhir Indikator Politik Indonesia pada Februari 2024.
Persamaan kedua yakni Anies dan Ahok secara politik berada di luar status quo.
Anies, sambung Burhanuddin, menjadi salah satu pengkritik utama pemerintahan Joko Widodo. Tentu saja Jokowi atau Prabowo punya calon yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta.
Pada saat yang sama Ahok, walaupun belum mendapat tiket sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta, tapi belakangan ini semangatnya sama.
Ahok mengkritik kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang dipimpin Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi yang ingin menonaktifkan KTP warga DKI yang tidak tinggal di DKI Jakarta.
Namun meski keduanya berada di posisi yang sama, bukan berarti juga hal itu bisa menjadi titik temu untuk menduetkan Anies dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta.