Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wawancara Eksklusif Dewi Praswida: Pernah Minta Agar Paus Fransiskus Doakan Indonesia 

Alumni penerima beasiswa Yayasan Nostra Aetate di Vatikan, Dewi Praswida memandang Paus Fransiskus bukan sekadar pemimpin umat Katolik

Editor: Erik S
zoom-in Wawancara Eksklusif Dewi Praswida: Pernah Minta Agar Paus Fransiskus Doakan Indonesia 
KOMPAS.COM/ISTIMEWA
Dewi Praswida, perempuan asal Indonesia bersalaman dan berdialog dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Roma, 26 Juni 2019 

Terus kan Mbak tadi punya persepsi kalau Vatikan tuh setiap apa, yang ada Paus ngomong gitu ya. Nah setelah datang ke sana sendiri ada yang kayak, ih ternyata nggak seperti yang dibayangin gitu loh. Ada nggak sih mbak yang kayak mungkin culture shock mungkin?

Yang membuat culture shock itu, mungkin pertama makanan ya. Jadi saya seminggu pertama itu, karbo itu saya hanya konsumsi indomie gitu.

Jadi mungkin belum terbiasa ya setiap hari makan spageti dan lain-lain. Meskipun sebenarnya mie juga.

Jadi mungkin ada culture shock soal makanan. Tapi kalau soal lingkungan ya, alhamdulillah saya aman-aman aja gitu loh. Nggak ada yang setiap ada apa tuh, saya kan sampaikan ke yang kepala di Asrama ataupun Romo Markus.

Baca juga: Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dari Kacamata Deni Iskandar Muslim Banten Sekolah di Vatikan 

Jadi ada kejadian menarik tuh ini, di kampus tempat saya belajar, kan saya belajar di dua kampus, di salah satu kampusnya, saya tuh datang lebih awal, saya duduk di taman gitu lah, sambil baca buku, sambil minum gitu.

Ada seorang, saya nggak tau dia sudah pastor apa masih frater ya, tapi udah pakai kolar gitu. Setelah dia lihat saya, tiba-tiba dia tuh pakai rosario, kayak doa rosario tuh keliling gitu loh, di tempat saya duduk gitu loh.

Waktu itu saya berpikir aja, oh mungkin dia punya kekhawatiran yang lain, selama dia nggak ngomong sama saya, saya jadi soal, terus saya cerita, ‘Romo tadi ada ini, terus saya cerita ke tempat Asrama, oh yaudah selama nggak, kenapa-kenapa kan nggak apa-apa. Itu yang membuat kaget sih, oh ternyata begini, sama pernah kecopetan juga, kaget.

BERITA REKOMENDASI

Untuk tingkat keamanannya sendiri bagaimana di sana?

Nah aman itu kayaknya mungkin, saya kurang kuat aja megangin doa, karena saya lagi bayar.

Mbak, jadi tadi kan makanan, misalnya tuh untuk makanan halal, agak susah ya Mbak ya?

Sebenarnya nggak susah ya Mbak, tapi pintar-pintarnya kita, memilih aja gitu, terus saya juga belajar, menyesuaikan diri dalam artian, kalau makanan tuh alhamdulillah, di Asrama saya tuh disediakan, dan itu selalu halal, karena di Asrama saya ini kan, beragam agama tuh, yang ada di situ.

Baca juga: Sambut Gembira Rencana Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Dewi Praswida: Beliau Sosok Progresif

Tapi mungkin kalau kita ke supermarket itu, ya pintar-pintarnya kita, dan tentu kita, apa istilahnya, di mana bumi dipijak, di situ langit di junjung, ada istilah seperti itu.

Maksudnya, bukan saya kok kemudian meninggalkan, agama yang berkaitan dengan akidah dan sebagainya, cuman misalnya saya beli ayam panggang, di supermarket disana, saya nggak bisa dong, nuntut orang sana, ini disembelinya pakai bismillah, misalnya kayak gitu. Tentu, ya saya baca doa sendiri aja gitu, terlepas soal itu.

Ketika waktu salaman sama Paus Fransiskus, itu tuh ada yang beliau sampaikan ke Mbak, atau mungkin Mbak, ngomong apa gitu ke Paus Fransiskus?

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas