PKS Blak-blakan Pernah Tawari Anies Jadi Kader Demi Pilkada Jakarta: Ternyata Ditolak Karena Ini
Anies Baswedan ternyata pernah menolak tawaran menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anies Baswedan ternyata pernah ditawari menjadi kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Masuk menjadi kader PKS bisa memuluskan langkah Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 karena Anies akan menjadi bakal calon gubernur Jakarta dari PKS.
Keterangan tersebut disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jakarta, Khoiruddin.
Baca juga: Anies Baswedan Kaget Soal Batas Waktu Cari Partai Koalisi, PKS: Sudah Diingatkan
Ia menyebut, pengkaderan Anies bisa menjadi solusi agar ia bisa diusung PKS sebagai calon gubernur dan bermitra koalisi dengan partai lain yang berkesempatan menjadi calon wakil gubernur.
"Saya Khoirudin pernah sampaikan langsung ke Pak Anies, agar kalau tidak menerima MSI, maka Pak Anies bisa mengenakan jaket putih masuk sebagai kader PKS. Jadi nanti sebagai cagub dari PKS, sehingga bisa mengambil cawagub dari luar PKS," ujar Khoiruddin dalam pesan suara, Senin (12/8/2024).
Namun, kata Khoiruddin, Anies tidak menyambut positif ajakan tersebut dengan dalih ingin netral dan tidak berpartai.
"Tapi saat itu Pak Anies tidak menyambut positif ajakan tersebut, malah menyampaikan keinginan Pak Anies untuk netral," ucapnya.
Khoiruddin mengatakan, PKS sendiri telah memberikan tenggat waktu kepada Anies untuk mencari mitra koalisi agar pasangan cagub-cawagub Anies-Sohibul Iman (AMAN) bisa berlayar Permintaan mencari kawan berkoalisi itu telah disampaikan secara terbuka pada konferensi pers 25 Juni 2024 oleh Presiden PKS, Ahmad Syaikhu.
Terhitung tanggal 4 Agustus 2024, genap 40 hari permintaan PKS agar Anies mencari mitra koalisi, namun hasilnya nihil.
Anies lampai batas waktu cari mitra koalisi
PKS mengaku saat ini lebih menjajaki opsi kedua yakni berkomunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilkada Jakarta 2024.
Opsi itu jadi fokus PKS saat ini lantaran tenggat waktu pengusungan Anies Baswedan-Sohibul Iman berakhir pada 4 Agustus lalu.
PKS mengaku hingga saat ini tak ada satupun partai politik (parpol) yang memberikan dukungan secara resmi kepada pasangan Anies-Sohibul.
Baca juga: Anies Baswedan Bantah PKS Beri Tenggat 40 Hari Cari Dukungan Parpol Lain Untuk Maju Pilkada Jakarta
Anies yang sebelumnya diberi tugas PKS, juga tak berhasil menggenapkan kursi agar bisa berlayar di Pilkada Jakarta 2024.
"Ketika tenggat waktu 4 Agustus itu sudah lewat, maka opsi kedua inilah yang akan kita kaji, kita bahas dan kita perdalam."
"Itulah kemudian pimpinan kami berkomunikasi dengan pimpinan parpol lain termasuk dengan Koalisi Indonesia Maju," kata Juru Bicara PKS, M Kholid, di DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2023).
Kholid mengatakan, PKS saat ini terus mendalami dan komunikasi dengan KIM, koalisi yang mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres kemarin.
Meski demikian, menurut Kholid, PKS juga masih menjalin komunikasi dengan Anies.
Namun dirinya enggan menegaskan bagaimana nasib Anies nantinya jika PKS akhirnya melanjutkan opsi kedua ini.
"Sampai detik ini kita juga masih membangun komunikasi dengan Mas Anies. Dan opsi kedua sudah berjalan saat ini."
Baca juga: PKS Akui Sempat Ditawari Posisi Cawagub oleh KIM, tapi Pilih Anies, Kini Bimbang
"Kalau sebelumnya kerangka kerja kita tanggal 25 Juni hingga 4 Agustus itu opsi satu saja," jelasnya.
Sekarang kita mendalami komunikasi di opsi yang kedua. Lebih mendalami opsi kedua ini dengan pimpinan KIM," tegasnya.
Terpisah, Kholid mengatakan, sebagai partai pemenang di Jakarta, PKS sudah memutuskan kadernya harus ikut dalam kontestasi Pilkada Jakarta, baik sebagai cagub maupun cawagub.
Menurutnya, prioritas PKS saat ini sebenarnya adalah memastikan pasangan Anies dan kadernya Sohibul Iman, berlayar.
Oleh karena itu, PKS sejatinya berharap, Anies sebagai kandidat bisa mengantongi dukungan parpol lain untuk memenuhi kekurangan empat kursi DPRD di Jakarta supaya bisa maju.
"PKS juga terus membangun komunikasi dengan NasDem dan PKB agar bisa memastikan pasangan Anies-Sohibul Iman berlayar," kata Kholid, Rabu (7/8/2024).
Baca juga: Anies Santai soal Isu Penjegalannya, Pamer Hasil Kerja saat Jadi Gubernur DKI Jakarta 2017-2022
Kholid mengatakan, sejatinya sejak mendeklarasikan Anies dan Sohibul Iman, PKS sebenarnya sudah berkomunikasi dengan PKB dan NasDem untuk turut mendukung kedua sosok itu.
Namun, menurutnya, hingga tanggal 4 Agustus, baik NasDem dan PKB tak kunjung memberi kepastian.
PKS pun kini punya sinyal kuat untuk balik kanan meninggalkan Anies dan merapat ke KIM.
Saat ini, KIM diketahui tengah menyiapkan Ridwan Kamil (RK) sebagai cagub di Jakarta.
KIM juga mengajak sejumlah parpol di luar koalisi turut bergabung dan mewujudkan wacana pembentukan KIM Plus. (Kompas.com/Tribunnews)