Megawati Minta Calon Kepala Daerah yang Diusung PDIP Berani Lawan Intimidasi Saat Pilkada
Megawati ngaku menerima banyak keluhan, Indonesia kini sudah tak lagi berkarakter lantaran penguasanya terlihat mendesain jalannya Pemilu
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri meminta, agar para calon kepala daerah yang diusung partainya berani melawan ketika mengendus adanya upaya intimidasi serta pengarahan oleh aparat untuk kepentingan penguasa tertentu.
Selain itu, Megawati juga menyinggu bagaimana demokrasi pemilihan langsung di Indonesia banyak dinilai mengalami kemunduran, karena temuan bahwa pemilihan langsung terjadi diiringi intimidasi atas orderan penguasa.
Hal itu disampaikan Megawati saat menyampaikan pidatonya dalam pengumuman bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dari PDI Perjuangan di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Megawagi kepada para calon kepala daerah yang baru saja diberikan rekomendasi dukungan dari PDIP, untuk berani melawan intimidasi.
Baca juga: PDI Perjuangan Umumkan 305 Nama Calon Kepala Daerah, Siapa Saja Mereka? Ini Daftar Sebagian Namanya
"Jadi tadi yang saya kasihin (dukungan), maka kalian berani apa nggak? Ya bicara baik baik aja pak. Kalau ada yang mau mengintimidasi, ngomong ‘pak kita ini juga warga loh’. Nanti mulai dari kepala desa. Betul apa tidak?" tegas Megawati.
Megawati menyatakan dirinya menerima banyak keluhan, bahwa jika Indonesia kini sudah tak lagi berkarakter lantaran penguasanya terlihat mendesain jalannya Pemilu sedemikian rupa.
Keluhan muncul dengan salah satunya upaya menjegal figur-figur tertentu untuk bisa maju bertarung.
"Jadi udah nggak berkarakter Indonesia. Mana adil makmur ya, kalau penguasanya aja nyuruh ini, musti nggak boleh nih, yang itu nggak boleh jadi tuh. Ini itu nanti yang ono nggak boleh jadi tuh," kata Megawati.
Presiden Kelima RI ini menyampaikan hal itu berdasarkan bukti-bukti yang sudah terjadi sebelumnya.
Megawati mengingatkan dirinya sudah berjuang mengubah Pemilu tidak langsung menjadi langsung. Namun justru dengan Pemilu langsung, terjadi banyak masalah saat ini.
"Dari Pemilu tidak langsung zaman pak Harto dirubah reformasi, ingat sampai saya juga loh yang jalankan berhasil. Tapi sayanya kalah, karena apa? Ternyata juga dipakai bermanipulasi. Apa manipulasinya? Karena udah ada teknologi, makanya di dalam teknologinya, katanya untuk memudahkan, tapi kalau dipikir (lagi ya belum tentu). Tahu berapa yang ada meninggal itu KPPS, betul apnggak? Loh katanya modern. Apa artinya (modern)? Saya tuh sampe garuk garuk kepala. Ini sebenernya ada yang namanya alat modern apa nggak?" ungkapnya.
Megawati kemudian bicara apa yang terjadi di India. Penyelenggaran Pemilu di sana bisa berjalan aman cepat tanpa keributan.
Dia lantas mempertanyakan justru di Indonesia malah terjadi keributan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.