Keluhan Warga Soal Bus Trans J: Trans J Rasa Metromini, Berisik dan Keropos
Beberapa persoalan yang sering dikeluhkan rata-rata mengenai kelayakan armada Trans Jakarta
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak masyarakat Jakarta yang mulai mengeluh terhadap kualitas transportasi massal Trans Jakarta. Beberapa persoalan yang sering dikeluhkan rata-rata mengenai kelayakan armada Trans Jakarta di beberapa koridor.
Untuk membuktikan keluhan itu pada Selasa (13/8/2013) mencoba menyusuri beberapa koridor Trans Jakarta. Pertama adalah koridor I, dengan rute Blok M-Kota. Untuk kualitas layanan maupun armada pada koridor ini cukup baik, mengingat armada yang digunakan tergolong baru yakni Trans Jakarta yang berbentuk bus gandeng (articulated).
Untuk fasilitas di dalam bus juga maih sangat baik, misalnya air conditioner (AC) yang dingin, bangku, indikator kemudi dan perlengkapan lainnya yang masih berfungsi dengan baik. Bus di koridor ini dilajukan dengan kecepatan rata-rata 30-50 km/jam mengingat batas kecepatan maksimum yang tertulis di sana adalah 50 km/jam.
Hanya saja, masih ada saja ada keluhan dari penumpang, yakni soal lamanya waktu tunggu bus, khususnya di jam-jam macet seperti pada jam berangkat dan pulang kerja.
Pada jam-jam tersebut, Renita (28), karyawan bagian marketing di perusahaan swasta itu, mengaku harus menunggu antara 30 menit hingga 1 jam untuk bisa mendapatkan bus.
"Jarak kedatangan bus juga tidak tentu. Biasanya tiap 15 menit sekali. Tapi ngantrenya itu yang lama. Apalagi di jam pulang kantor. Bus selalu penuh," ujarnya.
Antrean yang begitu panjang, kata Renita, biasanya terjadi di halte-halte transit, seperti halte Dukuh Atas atau Halte Benhil.
"Bahkan bisa sampai berjam-jam ngantre di sana. Itu yang kadang saya rela naik taksi meski ongkosnya mahal. Daripada ngantre lama, sudah begitu di dalam bus berdesak-desakan," kata Renita yang berdomisili di daerah Kebayoran Lama.
Sedangkan untuk armada Trans Jakarta koridor VIII dengan rute Pluit-Pinangranti, meski masih menggunakan bus single, namun kondisinya masih cukup baik. AC masih terasa dingin, begitu pula dengan kursi penumpang yang masih berfungsi dengan bagus.
Tetapi, persoalannya sama, yakni penumpang laki-laki dan perempuan masih berdesak-desakan di dalam bus sehingga menimbulkan rasa yang tidak nyaman bagi perempuan.
Pemandangan berbeda tersaji ketika wartawan mencoba naik bus Trans Jakarta koridor V tujuan PGC. Kondisi armada untuk koridor ini sudah kurang layak. Selain badan bus sudah terlihat kurang bagus, ternyata kondisi interiornya lebih parah.
Pengamatan wartawan banyak kerusakan belum juga diperbaiki, seperti karpet lantai bus rusak, air conditioner (AC), karet pelapis pintu terlepas dan ada sebuah besi penyangga yang lepas dari kaitannya yang letaknya persis di atas tempat duduk penumpang. Akibat banyaknya bagian yang keropos dan lepas dari pengaitnya, walhasil bunyi berisik pun menemani penumpang sepanjang perjalanan.
Hal serupa juga terjadi untuk armada bus Trans Jakarta koridor IV dengan rute Pulogadung-Dukuh Atas. Selain keropos di beberapa bagian bus, bunyi derit yang sangat mengganggu, kursi-kursi penumpang pun sebagian sudah rusak. Naik armada dari Daewoo Bus ini, beberapa penumpang terlihat kegerahan akibat AC yang tidak dingin.