Ditaksir Jadi Calon Wagub, Sarwo Handayani: Saya Nurut Pak Ahok
"Kalau PNS itu nurut apa kata bos. Saya nurutnya sama Pak Ahok saja," kata Yani di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (26/8).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Gubernur DKI bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Sarwo Handayani, merasa bahagia ketika masuk dalam bursa calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diminati oleh Basuki Tjahaja Purnama menjadi pendampingnya di Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mengundurkan diri karena terpilih menjadi Presiden ketujuh Indonesia, sehingga Basuki akan menjabat sebagai orang nomor satu di Jakarta.
Perempuan cantik yang akrab disapa Yani belum bisa menanggapi wacana bursa calon Wakil Gubernur DKI Jakarta itu. Menurutnya, sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI mempunyai kewajiban untuk mematuhi semua permintaan dari pimpinannya.
"Saya nggak bisa bilang berminat atau nggak. Kalau PNS itu nurut apa kata bos. Saya nurutnya sama Pak Ahok saja," kata Yani di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (26/8).
Namun, dia merasa bahagia karena mendapatkan penghargaan yang luar biasa dari pimpinannya. Pasalnya, kerja kerasnya selama menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemprov DKI Jakarta dapat memuaskan Ahok.
Dia pun tertantang untuk semakin meningkatkan kinerja untuk memajukan pelayanan Pemprov DKI kepada warganya.
"Saya tertantang. Saya gembira sekali karena diapresiasi. Ini penghargaan luar biasa untuk pengabdian saya menajdi PNS. Andai saya pensiun, saya pensiun dengan senang karena tugas saya dinilai baik oleh pimpinan," perempuan lulusan arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB).
Wanita berusia 60 tahun itu, mengatakan bahwa dirinya sudah masuk dalam masa pensiun menjadi PNS DKI. Akan tetapi, masa kerjanya diperpanjang dua tahun oleh Gubernur DKI Jakarta zaman Fauzi Bowo. Kemudian, di era Gubernur Jokowi, dia kembali diperpanjang masa baktinya selama dua tahun.
"Harusnya sih sudah pensiun tahun ini. Saya kan sudah diperpanjang dua kali. Pertama diperpanjang dua tahun sama Pak Foke (Fauzi Bowo), lalu kedua diperpanjang dua tahun oleh Pak Jokowi. Kalau boleh sama Pak Ahok, diperpanjang lagi dua tahun. Tapi saya nurutnya sama Pak Ahok saja lah," kata dia.