Penutupan Ruas Jalan Protokol Sikap Ketakutan yang Berlebihan
Edison menilai, penutupan ruas jalan protokol bagi semua jenis kendaraan, adalah sebuah sikap ketakutan yang berlebihan dari pemerintah.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan, mengatakan seharusnya pengalihan arus lalu lintas selama peringatan 60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) tidak berlaku bagi transportasi umum yang memiliki jalur khusus seperti Transjakarta.
Sehingga masyarakat dapat menggunakan Transjakarta untuk beraktivitas. Pihaknya meyakini pelaksanaan KAA akan tetap berjalan lancar dan tidak mendapat hambatan kalau Transjakarta tetap berjalan seperti biasa.
Sebab, angkutan umum tersebut sudah memiliki jalur khusus, dan untuk menghindari kesemrautan bisa saja jumlah bus yang beroperasi dikurangi.
“Kesulitan masyarakat akan berkurang jika Transjakarta tetap beroperasi, seperti biasa, meskipun jumlahnya bisa dikurangi,” kata Edison saat dihubungi, Rabu (22/4/2015).
Edison menilai, penutupan ruas jalan protokol bagi semua jenis kendaraan, adalah sebuah sikap ketakutan yang berlebihan dari pemerintah. Bahkan, terkesan pemerintah parno terhadap keamanan para kepala negara yang datang ke Indonesia untuk menghadiri KAA.
“Para tamu terhormat yang menjadi peserta KAA akan melihat suasana Jakarta semakin indah dan tertib saat Transjakarta melintas di jalan khusus,” ujar Edison.
Selain itu, juga membuktikan bahwa pemerintah Indonesia mampu mewujudkan keamanan,keselamatan,ketertiban dan kelancaran (Kamseltibcar) lalu lintas, meskipun sedang melangsungkan hajatan berkelas internasional dan dihadiri puluhan kepala negara yang menjadi peserta KAA.
Artinya, kata Edison, masyarakat Indonesia tetap beraktivitas dengan tenang, aman, lancar seraya memberikan jaminan keamanan para tamu-tamu terhormatnya.
Bukan sebaliknya,masyarakat jadi sengsara saat sejumlah kepala negara sedang menggelar pertemuan di negerinya.