Gadis Pancoran Ditemukan di Kafe Mesum di Pasaman
Dia memberitahu korban dan temannya bernama R serta A, tengah dipaksa bekerja di sebuah cafe mesum.
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kaget betul Bundari ketika mendatangi rumah D (13) yang merupakan teman dari putrinya yang bernama R (16) pada 27 Agustus lalu, di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Ia dapati keluarga pelajar kelas 2 SMP itu tengah kebingungan, karena putri mereka tiba-tiba saja berada di Pasaman, Sumatera Barat.
"Padahal saya ke sana mau cari anak saya, katanya anak saya menginap di rumah dia," ujar Bundari kepada wartawan di kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komas PA), Pasar Rebo, Jakarta Timur, (6/9/2016).
Kedatangan Bundari adalah untuk mencari anaknya yang sudah empat hari tidak pulang.
Anak ke tiga dari enam bersaudara itu sebelumnya mengaku hendak menginap di kediaman D, dan belakangan putrinya itu susah dihubungi.
Akhinya Bundari yang sehari-hari bekerja sebagai kuli kasar itupun memutuskan pergi ke rumah D.
"Ternyata teman anak saya itu ke Pasaman, anak saya juga ikut ke Pasaman, HPnya ditingal," ujarnya.
Infrmasi bahwa pelajar SMP berumur 13 tahun itu tengah berada di Pasaman, awalnya diketahui dari status Facebook sang anak.
Di akun media sosialnya ia menyampaikan kepada teman-temannya di Facebook bahwa ia tengah berada di Sumatera Barat, dan membutuhkan uang untuk bisa pulang kembali ke Jakarta.
Bundari pun hanya bisa pasarah. Namun untungnya keluarga D sudah lebih dahulu bergerak, melaporkan ke Polisi dan meminta bantuan dari sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Jakarta dan di Sumatera Barat, untuk melacak keberadaan D dan R.
Dengan bantuan sejumah LSM termasuk Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBI) dan Indonesian Human Right Comitee for Social Justice (IHCS). Jaringan LSM itulah yang kemudian sukses melacak keberadaan D, bahwa sang gadis saat itu tengah berada di sebuah cafe bernama Rimbo, yang berada di tengah hutan, di Pasaman, Sumatera Barat.
Mafrizal, dari PBHI, Sumatera Barat, dalam kesempatan yang sama menambahkan bahwa D berhasil dilacak karena sebelumnya sang gadis sempat menghubungi keluarga korban.
Dia memberitahu korban dan temannya bernama R serta A, tengah dipaksa bekerja di sebuah cafe mesum.
Saat itu korban menghubungi keluarga setelah mmeminjam handphone salah seorang pengunjung bernama Tohar.
"Akhirnya si Tohar ini kita telepon, dan akhirnya dia cerita soal lokasi persis korban," ujarnya.
Akhirnya pada tanggal 31 Agustus, cafe Rimbo tersebut digerebek oleh Polres Pasaman. Dalam penggerebekan itu Polisi bberhasil menyelamatkan R, D dan A yang diduga korban penjualan anak.
Mafrizal mengatakan bahwa dari pengakuan ketiga korban, diketahui mereka rencanannya hendak dijual untuk dijadikan Pekerja Seks Komersial (PSK).
"Tapi untungnya sudah terlanjur diselamatkan, sehingga hal itu belum terjadi," terangnya.