Golkar: Hak Ahok Menunggu PDIP di Pilkada DKI
Calon Petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masih berkomunikasi intensif dengan PDI Perjuangan.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masih berkomunikasi intensif dengan PDI Perjuangan.
Partai berlambang banteng itu belum memutuskan calon yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta.
Partai Golkar yang menyatakan dukungan kepada Ahok menyerahkan hal tersebut kepada Mantan Bupati Belitung Timur itu.
"Kita serahkan kepada Ahok. Bila masih menunggu, itu hak dia menunggu PDIP," kata Koordinator Bidang DPP Golkar Zainudin Amali di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Amali yakin Ahok akan bersama-sama dengan PDIP. Hal itu terlihat dari keyakinan Ahok yang tinggi menghadapi Pilkada. "Ahom paling pede (percaya diri) se-Indonesia. Kalau bisa beraama dengan PDIP mengawal pemerintahan di DKI," kata Anggota Komisi I DPR itu.
Apalagi saat Pilkada DKI 2012, Ahok menggunakan jalur PDIP dan Gerindra. Sehingga, Ahok ingin bersama dengan PDIP lagi.
"Makanya menunggu, kita enggak masalah. Yang penting dia bisa bangun DKI," ujarnya.
Amali menuturkan Golkar konsisten mengusung Ahok meskipun Gubernur DKI itu dilanda persoalan banjir dan penggusuran.
"Enggak lah kita tinggalin. Itu tugas kita menaikkan elektabilitas Ahok," katanya.
Sebelumnya, PDI Perjuangan belum menentukan sikap mengenai calon gubernur yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta.
Calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih mengharapkan PDI Perjuangan untuk mengusungnya di Pilkada 2017.
Direktur Eksekutif Renaissance Political Research and Studies (RePORT) Khikmawanto menilai tidak ada jaminan Ahok menang di Pilkada jika PDI Perjuangan bergabung dengan koalisi yang berisi NasDem, Hanura dan Golkar.
"Ketidak-PD-an partai koalisi pengusung Ahok sebagai Gubernur DKI sebagai alasan Ahok masih mengharapkan dukungan dari partai Indonesia Perjuangan (PDIP)," kata Khikmawanto melalui pesan singkat, Selasa (6/9/2016).
Apalagi, kata Khikmawanto, basis ketiga politik partai pendukung Ahok di DKI Jakarta belum terindentifikasi. Sehingga Ahok masih ngotot agar dapat didukung PDIP.