Wanita Korban Penggusuran Tolak Ahok Jadi Gubernur Lagi
Ahok dinilai pemimpin yang tidak memberikan contoh baik terhadap warganya.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 50-an wanita berpakaian merah muda melangsungkan aksi demonstrasi untuk menolak petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi gubernur periode 2017-2022.
Mereka yang tergabung dalam Solidaritas Perempuan NKRI melangsungkan aksi demonstrasi di depan kantor Ahok, Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2016).
Ahok dinilai pemimpin yang tidak memberikan contoh baik terhadap warganya.
Misal, melontarkan kata-kata kasar di depan layar kaca.
Menurut para wanita yang berdemonstrasi, hal ini berdampak buruk kepada anak-anak mereka.
Penanggung Jawab Aksi Andi Rini Sukmawati mengatakan, puluhan wanita yang datang ke Balai Kota, merupakan wanita korban penggusuran yang dilangsungkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Semisal, Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara.
"Banyak kasus pembongkaran di Kampung Akuarium, hingga Kampung Rawajati, kekerasan aparat terhadap perempuan selalu terjadi," kata Andi Rini di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2016).
Tak hanya itu, ucap Andi Rini, dampak penggusuran juga membuat anak-anak mereka yang putus sekolah.
Kemudian, Ahok dinilai selalu menyoroti kejelekan harga sembako di pasar tradisional yang tidak stabil dibandinh pasar modern.
"Ini menjadi catatan bagi Solidaritas Perempuan NKRI untuk mendesak Ahok mundur. Dan meminta kepada para pemilih Jakarta untuk cerdas dalam memilih di Pilkada 2017," kata Andi Rini.