Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Hadapan Prabowo, Dharmadiani Ceritakan Soal Pengggusuran yang Dialaminya Sambil Menangis

‎Air mata jatuh dari pipinya saat mencurahkan uneg-uneg menjadi korban penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Di Hadapan Prabowo, Dharmadiani Ceritakan Soal Pengggusuran yang Dialaminya Sambil Menangis
Capture Youtube
Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto mendampingi Anies Baswedan - Sandiaga Uno saat bersilaturahmi dengan warga di kawasan Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (7/1). Di kampung yang baru digusur itu, sejumlah masyarakat menyuarakan sejumlah harapan kepada pemimpin baru mereka nantinya. 

‎Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -‎ ‎Kunjungan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno ke Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara disambut beragam ekspresi oleh para warga setempat.

Ada warga Kampung Akuarium yang menyambut dengan wajah ceria kedatangan Prabowo, dan Anies-Sandi.

Ada pula warga yang menyambut kedatangan Prabowo dan rombongan dengan rasa haru hingga meneteskan air mata.

Dharmadiani (40), satu diantara warga yang ‎terharu dengan kedatangan Prabowo beserta Anies-Sandi.

Wanita berkerudung itu hingga meneteskan air mata saat mengetahui Capres 2014 lalu tiba di lokasi kediamannya yang telah rata dengan tanah itu.

Ani, begitu Dharmadiani akrab disapa tak kuasa menahan air mata saat mengungkapkan harapan kepada Prabowo serta Anies-Sandi.

BERITA TERKAIT

‎Air mata jatuh dari pipinya saat mencurahkan uneg-uneg menjadi korban penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta.

"Harapan kami agar gubernur baru bisa mengangkat derajat kami sebagai manusia. Kami di sini diperlakukan tidak manusiawi," kata Ani, Sabtu (7/1/2017).

‎Ani menuturkan, dirinya sudah tinggal di Kampung Akuarium sejak lahir hingga saat ini.

Dikatakannya, orang tuanya lebih lama lagi bermukim di kawasan yang kini sudah rata dengan tanah tersebut.

"Saya tinggal di sini sejak lahir. Papa saya di sini dari tahun 1963," ucapnya.

Namun, dirinya harus merelakan rumahnya diratakan dengan tanah pada sembilan bulan lalu.

Dikatakannya, tidak ada ganti rugi yang ia terima atas penggusuran rumahnya yang sudah ia tinggali sejak lahir tersebut.

"Mereka yang mau direlokasi juga warga pendatang, bukan orang asli sini. Sekarang saya tinggal dengan bangunan seadanya," ujarnya.

Ani pun sampai heran mengapa Kampung Akuarium digusur oleh Pemprov DKI Jakarta. Padahal menurutnya, pada tahun 2012 lalu saat Joko Widodo berkampanye sempat tiga kali mendatangi Kampung Akuarium.

"Dulu Pak Jokowi tiga kali datang kesini, bawa susu, bawa KJP dan semacamnya. Bahkan ada kontrak politik juga bahwa tidak akan menggusur kawasan ini," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas