Dibantah Banyak Kawin Kontrak Warga Arab dengan WNI di Puncak, Ini Justru yang Terjadi
Banyak orang mempercayai kalau ada beberapa warga Timur Tengah yang melancong ke Puncak untuk melakukan kawin kontrak.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Tak hanya keindahan alamnya, rumor soal kawin kontrak tak bisa lepas dari Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Banyak orang mempercayai kalau ada beberapa warga Timur Tengah yang melancong ke Puncak untuk melakukan kawin kontrak.
Aktivitas kawin kontrak ini juga sempat menjadi bahan liputan mendalam beberapa media nasional.
Bahkan kisah kawin kontrak juga diangkat ke layar lebar.
Namun, aktivitas kawin kontrak rupanya tak sepenuhnya diiyakan oleh warga asli Puncak.
Seorang warga Cisarua, Heru (nama samaran) mengaku bahwa dia sudah mengenal secara betul bagaimana kondisi tempat kelahirannya itu sejak ia kecil hingga berumah tangga.
Baca: Ternyata Kawin Kontrak Bella Luna dengan Razman Hanya Omongan, Tanpa Bukti Tertulis
Sejak pemberitaan kawin kontrak yang merebak dulu ia pun merasa bahwa di Puncak sama sekali tidak ada kawin kontrak, namun di tempat lain lah yang terjadi.
"Gak ada itu kawin kontrak, yang ada juga di kabupaten Bogor mah di 'CT' dan 'GP, tapi dari lapangan ada beberapa persen lah tamu Timur Tengah yang bujangan datang bukan kawin kontrak, tapi nikah sirih," ujar Heru kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (7/7/2017).
Ia menambahkan angka yang menikah sirih tersebut cukup sedikit karena kebanyakan tamu arab datang berdua atau bergerombol bersama keluarganya.
"Kalo tamu Timur Tengah mah kalo berhubungan badan, wajib suami istri, makanya mereka milih nikah sirih. Itu juga ada yang ditinggal tapi dibiayai, ada juga yang cerai langsung setelah beberapa waktu," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa para perempuan yang menikah sirih itu pun bukan datang dari warga sekitar, melainkan merupakan orang-orang dari daerah lain yang datang ke Puncak.
Mereka sengaja menginap di Puncak hanya untuk beberapa waktu terlebih para perempuan asli Puncak Bogor tidak pernah terlibat dalam hal itu.
Terkait kontrak tersebut sampai sekarang di benak masyarakat luas ia akui masih melekat, namun ketika di selidiki ternyata sulit ditemukan.
"Muncul kan di media elektronik, wajah di samarkan, seolah-olah ada gitu, padahal kalo dicek sulit, tapi kalo nikah sirih mah masih ada beberapa," tutupnya.