Berpuasa di Terminal Kampung Rambutan, Ini Tantangannya
Bagi para pegawai PO bus maupun penumpang yang menjalankan ibadah puasa bisa jadi Terminal Kampung Rambutan adalah tempat “uji nyali”
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang laki-laki tampak duduk di deretan bangku Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Sembari mendengarkan musik dari perangkat gawainya, Arif (25) sedang menunggu bus tujuan Wonogiri tiba.
Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB. Masih ada sekitar 4 jam lagi menunggu azan magrib untuk berbuka puasa.
"Disini harus tahan-tahan mental ya mas, dari tadi orang mondar-mandir sambil minum, ada yang makan terang-terangan juga," katanya, Sabtu (2/6/2018).
Memastikan waktu berbuka di Terminal Kampung Rambutan memang tidak mudah. Memasuki hari ke-17 ramadan, sebagian pegawai PO bus sudah memilih acuh terhadap kewajibannya.
"Disini mah emang banyak yang gak puasa mas, dari hari pertama juga gitu," kata Soni (23) seorang penjual jam tangan.
Ternyata ia tidak sendiri. Kondisi serupa juga dialami para penumpang lainnya. Mereka terpaksa harap-harap cemas antara melanjutkan puasa atau batal saja.
Bagi para pegawai PO bus maupun penumpang yang menjalankan ibadah puasa bisa jadi Terminal Kampung Rambutan adalah tempat “uji nyali” sesungguhnya. Di sini hampir tidak ada bedanya antara bulan puasa dengan bulan lainnya.
Belum lagi pemandangan berbagai toko makanan dan kedai kopi. Mereka tetap membuka dagangannya tanpa sehelai tirai pun.
Memang ada satu-dua restoran yang tetap melindungi jatidiri pembeli lewat bentangan kain di pintu masuk.
Tapi mereka tetap memamerkan aneka makanannya untuk memastikan calon pembeli bahwa mereka tetap “berbuka” meski memasuki bulan puasa.
Jadi amat mudah mengenali siapa saja para penumpang yang tetap menyantap makanan di siang hari.
Hal sama juga dapat ditemukan di pintu gerbang terminal. Para penjaja makanan dan minumam ringan masih terlihat hilir mudik melakukan transaksi jual beli dengan masyarakat sekitar.
Tidak sedikit para pembeli adalah supir dan para kondektur yang langsung memakan di tempat gorengan hangat di tangannya.
Di Terminal Kampung Rambutan sendiri ada dua tempat ibadah bagi umat Muslim, yakni sebuah Masjid dan satu buah mushola.
“Ada sih Pak mushola di atas,” ujar Soni sembari berlalu untuk kembali menjajakan barang dagangannya.