Soal Honor Penari pada Pembukaan Asian Games, Ini Versi Inasgoc dan Pihak Sekolah
Biaya operasional dibayarkan melalui transfer bank ke rekening masing-masing sekolah.
Editor: Hasanudin Aco
Selain itu, Edi menyebut dalam kesepakatan yang ditandatangani pihak sekolah dengan Lima Arus tidak ada sama sekali tertulis uang honor, tapi uang operasional.
"Yang ada itu hanya uang operasional yang sekolah gunakan untuk membiayai seluruh kegiatan siswi saat latihan. Misalnya untuk uang transpor, uang makan, sewa kendaraan itu semua kita yang bayar pakai uang operasional itu. Jadi enggak ada sama sekali namanya uang honor," jelas Edi.
Edi menambahkan rencananya paling lambat pada Jumat (21/9/2018) lusa pihak sekolah akan memberikan sisa uang operasional kepada siswinya.
"Paling lambat itu Jumat kita akan kasih uangnya, tapi tentunya setelah kita potong dengan uang operasional mereka selama latihan di Senayan. Karena uang itu memang uang operasional bukan uang honor," kata Edi.
Uang operasional Rp 200 ribu
Edi Susilo mengaku kaget dengan pemberitaan yang menyebut pihaknya menahan honor para siswi yang menjadi penari Ratoh Jaroe saat pembukaan Asian Games 2018.
Ia pun membantah tudingan tersebut.
Edi menjelaskan, uang operasional yang dijanjikan yakni Rp 200 ribu per penari dalam sekali latihan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.
"Memang ada perjanjian kita akan dikirim uang selama tiga kali. Namun di dalam perjanjian itu sama sekali tidak ada kata-kata honor, hanya operasional," tegas dia.
Terhitung sejak Mei 2018 total sebanyak 12 kali siswi SMA 23 Jakarta berlatih di SUGBK plus satu kali tampil saat pembukaan Asian Games.
Di sanalah, uang operasional itu digunakan untuk keperluan transportasi, makan dan snack bagi para siswa.
Edi tak merinci berapa jumlah uang yang pihaknya terima dalam sekali kiriman dari pihak Lima Arus.
"Kita 13 kali ke GBK. 12 kali latihan dan 1 kali tampil pas pembukaan. Selama di sana kita semua yang urus keperluan siswi," kata Edi.
"Buat nyewa bus aja sekitar lima juta keluar, kita kan pakai duabus dan itu harus bus yang sesuai standar mereka, enggak bisa bus sembarangan. Belum lagi buat snack dan minum anak-anak. Nah itu semua kita pakai uang operasional," sambung dia.