Cerita Personel Brimob Asrama Petamburan saat Kerusuhan 22 Mei : Amunisi Gas Air Mata Hampir Habis
Amunisi gas air mata yang dilontarkan sejak awal bentrok terus berkurang hingga tersisa dua amunisi gas air mata
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Upaya menyelamatkan Ibrahim tak sepenuhnya mulus karena tali handy talkie (HT) yang dibawanya melilit bagian kaki sehingga terjatuh dan akhirnya terkena lemparan batu besar dari arah belakang.
Di tengah bunyi teriakan massa, pecahan bom molotov dan benda lain yang dilontarkan, dia mengaku masih dapat mendengar bunyi tulang bagian tangan kanannya bergeser.
"Saya yang paling terakhir lari ke arah belakang, ke barisan yang kedua. Ketika saya lari HT saya jatuh, saya terlilit dengan tali HT. Sehingga pas saya jatuh tulang saya sudah bunyi, batu datang menimpa saya," kata Ibrahim.
Beruntung seorang rekannya bernama Adam membantunya berdiri lalu membopong menyelamatkan diri agar tak terus terkena serangan massa.
Baca: Tetangga Sebut AZ, Calon Eksekutor Rusuh 22 Mei Kerap Sebarkan Informasi Sudutkan Jokowi-Maruf
Kelelahan dan panik karena terluka kian menggerogoti mental Ibrahim sehingga tak dapat memastikan berapa jumlah perusuh yang berlari menyerangnya.
"Saya lihat massa sudah dekat, sudah mau ke arah saya, pas saya lari posisi tangan saya sepertinya sudah lepas ininya. Jadi kondisi pas lari saya sudah dipapah sama anggota. Katanya sih (tangan) dislokasi, lepas engsel tulangnya," katanya.
Penulis : Bima Putra
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Penuturan Polisi Korban Kerusuhan: Kehabisan Amunisi Gas Air Mata Hingga Lihat Massa Bawa Parang